Makalah 148: Pelatihan para Penginjil di Betsaida

   
   Paragraph Numbers: On | Off
Versi ramah-printerVersi ramah-printer

Buku Urantia

Makalah 148

Pelatihan para Penginjil di Betsaida

148:0.1 (1657.1) DARI 3 Mei sampai 3 Oktober, 28 M., Yesus dan rombongan kerasulan tinggal di rumah Zebedeus di Betsaida. Selama periode lima bulan musim kering ini sebuah perkemahan besar didirikan di tepi pantai dekat kediaman Zebedeus, yang telah sangat diperluas untuk menampung keluarga Yesus yang makin berkembang itu. Perkemahan di tepi pantai ini yang ditempati oleh populasi pencari kebenaran, calon untuk penyembuhan, dan umat yang ingin tahu, selalu berubah jumlahnya dari lima ratus hingga seribu lima ratus orang. Kota bertenda ini berada di bawah pengawasan umum Daud Zebedeus, dibantu oleh si kembar Alfeus. Perkemahan itu adalah model dalam penataan dan kebersihannya serta dalam administrasi umumnya. Orang sakit dari berbagai jenis dipisah-pisahkan dan berada di bawah pengawasan seorang dokter percaya, seorang Syria bernama Elman.

148:0.2 (1657.2) Sepanjang periode ini para rasul akan pergi menangkap ikan setidaknya satu hari dalam seminggu, menjual hasil tangkapan mereka kepada Daud untuk dikonsumsi oleh perkemahan pantai itu. Dana yang diterima diserahkan kepada bendahara kelompok. Dua belas diizinkan untuk menghabiskan satu minggu setiap bulannya dengan keluarga atau teman-teman mereka.

148:0.3 (1657.3) Sementara Andreas melanjutkan tanggung jawab umum kegiatan kerasulan, Petrus bertanggung jawab penuh terhadap sekolah para penginjil. Para rasul semua melakukan bagian mereka dalam mengajar kelompok para penginjil setiap pagi hari, kemudian para guru maupun murid mengajar orang-orang selama sore hari. Setelah makan malam, lima malam seminggu, para rasul mengadakan kelas tanya-jawab untuk kepentingan para penginjil. Sekali seminggu Yesus memimpin pada jam pertanyaan ini, menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tertinggal dari sesi-sesi sebelumnya.

148:0.4 (1657.4) Dalam lima bulan beberapa ribu orang datang dan pergi di perkemahan ini. Orang-orang yang berminat dari setiap bagian Kekaisaran Romawi dan dari tanah sebelah timur Efrat sering hadir. Ini adalah periode pengajaran Guru yang paling lama menetap dan tertata dengan baik. Keluarga langsungnya Yesus menghabiskan sebagian besar waktu ini baik di Nazaret ataupun Kana.

148:0.5 (1657.5) Perkemahan itu tidak diselenggarakan sebagai sebuah komunitas untuk kepentingan bersama, seperti halnya keluarga kerasulan. Daud Zebedeus mengelola kota tenda besar ini sehingga menjadi usaha yang mandiri, sekalipun demikian tidak ada yang pernah ditolak pergi. Perkemahan yang selalu berubah ini adalah fitur yang sangat diperlukan untuk sekolah pelatihan penginjilan yang dipimpin Petrus.

1. Sekolah Baru untuk para Nabi

148:1.1 (1657.6) Petrus, Yakobus, dan Andreas adalah komite yang ditunjuk oleh Yesus untuk penerimaan masuk para pelamar ke sekolah penginjil. Semua ras dan bangsa di dunia Romawi dan Timur, sejauh sampai India, terwakili di antara siswa-siswa di sekolah baru untuk para nabi ini. Sekolah ini diselenggarakan berdasarkan rancangan belajar dan berbuat. Apa yang para siswa pelajari selama pagi hari mereka ajarkan untuk orang banyak di tepi laut selama sore hari. Setelah makan malam mereka secara informal mendiskusikan pembelajaran di pagi hari maupun pengajaran di sore hari.

148:1.2 (1658.1) Setiap guru kerasulan mengajarkan pandangannya sendiri tentang injil kerajaan. Mereka tidak berusaha untuk mengajarkan yang persis sama; tidak ada rumusan doktrin teologis yang dibakukan atau dogmatis. Meskipun mereka semua mengajarkan kebenaran yang sama, masing-masing rasul menyajikan penafsiran pribadi mereka sendiri tentang ajaran Guru. Dan Yesus menyokong presentasi dari keragaman pengalaman pribadi ini dalam hal-hal kerajaan, tidak pernah gagal menyelaraskan dan mengkoordinasikan berbagai pandangan-pandangan yang banyak dan beragam tentang injil ini pada jam-jam tanya jawab mingguannya. Meskipun ada tingkat kebebasan pribadi yang besar dalam urusan-urusan pengajaran ini, Simon Petrus cenderung mendominasi teologi di sekolah para penginjil. Setelah Petrus, Yakobus Zebedeus memberikan pengaruh pribadi yang terbesar.

148:1.3 (1658.2) Seratus lebih penginjil yang dilatih selama lima bulan di pantai danau ini merupakan sumber (kecuali Abner dan rasul-rasulnya Yohanes) yang dari mereka tujuh puluh guru dan pengkhotbah injil kemudian berasal. Sekolah penginjil tidak membuat segala sesuatu menjadi milik bersama hingga taraf yang sama seperti dua belas.

148:1.4 (1658.3) Para penginjil ini, meskipun mereka mengajar dan memberitakan injil, namun mereka tidak membaptis orang percaya sampai setelah mereka kemudian ditahbiskan dan ditugaskan oleh Yesus sebagai tujuh puluh utusan kerajaan. Hanya tujuh dari sejumlah besar orang yang disembuhkan pada matahari terbenam itu yang bisa ditemukan di tempat ini di antara para murid penginjilan ini. Anak bangsawan Kapernaum adalah salah satu dari mereka yang dilatih untuk pelayanan injil di sekolahnya Petrus.

2. Rumah Sakit Betsaida

148:2.1 (1658.4) Sehubungan dengan perkemahan pantai, Elman, dokter Syria, dengan bantuan dari korps dua puluh lima perempuan muda dan dua belas laki-laki, mengorganisir dan menyelenggarakan selama empat bulan apa yang harus dianggap sebagai rumah sakit pertamanya kerajaan. Di rumah sakit ini, yang terletak tidak jauh di sebelah selatan kota bertenda utama, mereka merawat orang sakit sesuai dengan semua metode jasmani yang dikenal serta dengan praktek-praktek rohani doa dan dorongan iman. Yesus mengunjungi orang sakit di perkemahan ini tidak kurang dari tiga kali seminggu dan melakukan kontak pribadi dengan masing-masing penderita. Sejauh yang kami tahu, tidak ada yang disebut mujizat penyembuhan supranatural terjadi di antara seribu orang yang menderita dan sakit yang keluar dari rumah sakit ini dalam keadaan membaik atau sembuh. Namun demikian, sebagian besar orang-orang yang mendapat manfaat ini tidak henti-hentinya menyatakan bahwa Yesus telah menyembuhkan mereka.

148:2.2 (1658.5) Banyak dari penyembuhan yang dipengaruhi oleh Yesus sehubungan dengan pelayanannya demi pasien-pasiennya Elman itu memang tampaknya menyerupai bekerjanya mujizat, tetapi kami diajar bahwa hal-hal itu hanyalah transformasi batin dan jiwa seperti yang mungkin terjadi dalam pengalaman orang yang dikuasai harapan dan iman yang berada di bawah pengaruh langsung dan inspirasional dari sesosok kepribadian yang kuat, positif, dan dermawan yang pelayanannya mengusir rasa takut dan memusnahkan rasa cemas.

148:2.3 (1658.6) Elman dan rekan-rekannya berusaha untuk mengajarkan kebenaran kepada orang-orang sakit ini mengenai hal “kerasukan roh-roh jahat,” tetapi mereka bertemu dengan sedikit keberhasilan. Hampir-hampir menyeluruh adanya keyakinan bahwa penyakit badani dan gangguan mental itu dapat disebabkan oleh berdiamnya apa yang disebut roh najis dalam batin atau tubuh orang yang menderita itu.

148:2.4 (1659.1) Dalam semua kontak dengan orang yang sakit dan menderita itu, ketika sampai pada teknik pengobatan atau pengungkapan terhadap penyebab penyakit yang tidak diketahui, Yesus tidak mengabaikan petunjuk dari saudara Firdausnya, Immanuel, yang diberikan sebelum dia memulai perjalanan inkarnasi Urantia. Meskipun demikian, mereka yang merawat orang sakit belajar banyak pelajaran bermanfaat dengan mengamati cara Yesus mengilhami iman dan kepercayaan diri orang yang sakit dan menderita itu.

148:2.5 (1659.2) Perkemahan dibubarkan tidak lama sebelum musim meningkatnya penyakit menggigil dan demam makin mendekat.

3. Urusan Pekerjaan Bapa

148:3.1 (1659.3) Sepanjang periode ini Yesus menyelenggarakan ibadah-ibadah publik di perkemahan kurang dari selusin kali dan berbicara hanya sekali di sinagog Kapernaum, hari Sabat kedua sebelum keberangkatan mereka dengan para penginjil yang baru dilatih menuju perjalanan keliling pemberitaan publik kedua mereka di Galilea.

148:3.2 (1659.4) Tidak pernah sejak dia dibaptis Guru begitu banyak memiliki waktu sendirian seperti selama periode pelatihan perkemahan penginjil di Betsaida ini. Setiap kali salah satu dari para rasul memberanikan diri untuk bertanya kepada Yesus mengapa dia begitu sering tidak hadir di tengah-tengah mereka, dia akan selalu menjawab bahwa dia berada “perihal urusan pekerjaan Bapa.”

148:3.3 (1659.5) Selama periode-periode absen ini, Yesus didampingi hanya oleh dua dari rasul-rasulnya. Dia telah melepas Petrus, Yakobus, dan Yohanes untuk sementara dari tugas mereka sebagai pendamping pribadinya agar mereka juga bisa ikut serta dalam pekerjaan pelatihan calon-calon penginjil baru, yang berjumlah lebih dari seratus orang. Ketika Guru ingin untuk pergi ke perbukitan mengenai urusan Bapa itu, dia akan memanggil untuk menemaninya dua dari para rasul yang mungkin sedang bebas. Dengan cara ini masing-masing dari dua belas menikmati kesempatan untuk hubungan dekat dan kontak akrab dengan Yesus.

148:3.4 (1659.6) Tidak diungkapkan untuk tujuan catatan ini, tetapi kami telah terdorong untuk menyimpulkan bahwa sang Guru, selama banyak dari masa-masa sendirian di perbukitan ini, berada dalam hubungan kerja langsung dan eksekutif dengan banyak direktur utama urusan-urusan alam semestanya. Selalu sejak waktu pembaptisannya Daulat alam semesta kita yang dijelmakan ini telah menjadi semakin aktif secara sadar dalam kepemimpinan fase-fase tertentu dalam administrasi alam semesta. Dan kami telah selalu berpegang pada pendapat bahwa, dalam beberapa cara yang tidak diungkapkan pada rekan-rekan langsungnya, selama minggu-minggu berkurangnya partisipasi dalam urusan bumi ini dia terlibat dalam kepemimpinan terhadap kecerdasan-kecerdasan roh tinggi tertentu yang bertanggung jawab dengan pengaturan sebuah alam semesta yang luas, dan bahwa manusia Yesus itu memilih untuk menyebut kegiatan tersebut pada pihaknya sebagai “perihal urusan Bapanya.”

148:3.5 (1659.7) Banyak kali, ketika Yesus sendirian selama berjam-jam, tetapi ketika dua dari para rasulnya ada di dekatnya, mereka mengamati tampilan-tampilannya mengalami perubahan-perubahan yang cepat dan sangat banyak, meskipun mereka tidak mendengar dia mengucapkan kata-kata. Mereka juga tidak mengamati manifestasi kasat mata dari sosok gaib yang mungkin sedang berkomunikasi dengan Guru mereka, seperti beberapa dari mereka betul-betul menyaksikannya pada suatu kesempatan nantinya.

4. Kejahatan, Dosa, dan Kedurhakaan

148:4.1 (1659.8) Menjadi kebiasaan Yesus menyediakan dua malam setiap minggu untuk mengadakan pembicaraan khusus dengan perorangan yang ingin untuk berbicara dengan dia, di sudut terpencil dan terlindung tertentu di taman Zebedeus. Pada salah satu percakapan malam ini Tomas secara pribadi mengajukan pada Guru pertanyaan ini: “Mengapa perlu bagi manusia untuk lahir dari roh agar bisa masuk kerajaan? Apakah kelahiran kembali itu diperlukan untuk melepaskan diri dari kekuasaan si jahat? Guru, apa itu kejahatan?” Ketika Yesus mendengar pertanyaan-pertanyaan ini, ia berkata kepada Tomas:

148:4.2 (1660.1) “Jangan membuat kesalahan dengan merancukan kejahatan dengan si jahat, lebih tepatnya si iblis durhaka itu. Dia yang kamu sebut si jahat itu adalah anak dari cinta diri, yaitu administrator tinggi yang dengan sadar masuk pemberontakan yang disengaja melawan pemerintahan Bapaku dan Putra-putra setia-Nya. Namun aku sudah menaklukkan para pemberontak yang penuh dosa ini. Buatlah jelas dalam pikiran kamu sikap-sikap yang berbeda ini terhadap Bapa dan alam semesta-Nya. Jangan lupa hukum-hukum hubungan dengan kehendak Bapa ini:

148:4.3 (1660.2) “Kejahatan adalah pelanggaran yang tidak disadari atau tidak disengaja terhadap hukum ilahi, kehendak Bapa. Kejahatan itu demikian pula merupakan ukuran dari ketidaksempurnaan ketaatan kepada kehendak Bapa.

148:4.4 (1660.3) “Dosa adalah pelanggaran yang disadari, diketahui, dan disengaja terhadap hukum ilahi, kehendak Bapa. Dosa adalah ukuran keengganan untuk dipimpin secara ilahi dan diarahkan secara rohani.

148:4.5 (1660.4) “Kedurhakaan adalah pelanggaran yang dikehendaki penuh, ditekadkan, dan terus-menerus terhadap hukum ilahi, kehendak Bapa. Kedurhakaan adalah ukuran dari penolakan terus-menerus terhadap rencana kasih Bapa untuk kelangsungan hidup kepribadian dan pelayanan rahmat Putra untuk keselamatan.

148:4.6 (1660.5) “Secara alami, sebelum kelahiran kembali roh, manusia fana itu tunduk pada kecenderungan jahat yang melekat menjadi sifatnya, namun ketidaksempurnaan perilaku yang alami tersebut bukanlah dosa atau kedurhakaan. Manusia fana baru memulai kenaikan panjang menuju kesempurnaan Bapa di Firdaus. Menjadi tidak sempurna atau baru setengah dalam kemampuan alamiah itu bukan berdosa. Manusia memang tunduk pada kejahatan, tetapi dia sama sekali bukan berarti anak si jahat kecuali dia telah sadar dan sengaja memilih jalan dosa dan hidup kedurhakaan. Kejahatan itu melekat dalam tatanan alami dunia ini, tetapi dosa itu adalah sikap pemberontakan sadar yang dibawa ke dunia ini oleh mereka yang jatuh dari terang rohani ke dalam kegelapan yang kelam.

148:4.7 (1660.6) “Kamu dibingungkan, Tomas, oleh ajaran orang Yunani dan kesalahan orang Persia. Kamu tidak memahami hubungan antara kejahatan dan dosa karena kamu memandang umat manusia itu sebagai berawal di bumi dari Adam yang sempurna dan dengan cepat merosot, melalui dosa, sampai keadaan manusia yang menyedihkan sekarang ini. Tetapi mengapa kamu menolak untuk memahami makna catatan yang mengungkapkan bagaimana Kain, anak Adam, pergi ke tanah Nod dan di sana mendapatkan istri? Dan mengapa kamu menolak untuk menafsirkan makna dari catatan yang menggambarkan anak-anak Tuhan mencari istri bagi mereka dari antara anak-anak perempuan manusia?

148:4.8 (1660.7) “Manusia, memang, dari alamiahnya jahat, tetapi belum tentu berdosa. Kelahiran baru—baptisan roh—adalah penting sekali untuk kelepasan dari kejahatan dan diperlukan untuk masuk ke dalam kerajaan surga, namun tidak satupun dari hal ini mengurangi kenyataan bahwa manusia adalah anak Tuhan. Tidak pula potensi kejahatan yang melekat ini berarti bahwa manusia dalam cara misterius tertentu terasingkan dari Bapa di surga sehingga, sebagai orang asing, orang luar, atau anak tiri, ia harus dalam cara tertentu berusaha agar diangkat resmi menjadi anak oleh Bapa. Semua gagasan tersebut lahir, pertama, dari kesalahpahamanmu terhadap Bapa, dan kedua, dari ketidaktahuan kamu tentang asal-usul, sifat dasar, dan tujuan akhir manusia.

148:4.9 (1660.8) “Orang-orang Yunani dan yang lain telah mengajari kamu bahwa manusia itu turun terus-menerus dari kesempurnaan ilahi ke arah kebinasaan atau kehancuran; aku telah datang untuk menunjukkan bahwa manusia, dengan masuk ke dalam kerajaan, sedang naik dengan yakin dan pasti kepada Tuhan dan kesempurnaan ilahi. Setiap makhluk yang dengan cara apapun kurang dari ideal ilahi dan rohani dari kehendak Bapa kekal itu secara potensial adalah jahat, tetapi makhluk tersebut tidak berarti berdosa, apalagi durhaka.

148:4.10 (1661.1) “Tomas, tidakkah kamu baca tentang hal ini dalam Kitab Suci, dimana ada tertulis: 'Kamulah anak-anak TUHAN, Allahmu.' 'Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku.' 'Aku telah memilih dia untuk menjadi anak-Ku—Aku akan menjadi Bapanya.' 'Bawalah anak-anak lelaki-Ku dari tempat jauh dan anak-anak perempuan-Ku dari ujung bumi; bahkan setiap orang yang disebut dengan nama-Ku, karena Aku telah menciptakan mereka untuk kemuliaan-Ku.' 'Engkau adalah anak-anak Allah yang hidup.' 'Mereka yang memiliki Roh Allah sesungguhnya adalah anak-anak Allah.' Meskipun ada bagian jasmani dari bapa manusia dalam diri anak yang alamiah itu, ada suatu bagian rohani dari Bapa surgawi dalam setiap anak imani dari kerajaan.”

148:4.11 (1661.2) Semua ini dan banyak lagi yang Yesus katakan kepada Tomas, dan sebagian besar dipahami rasul ini, meskipun Yesus memperingatkan dia untuk “jangan berbicara kepada yang lain mengenai hal-hal ini sampai nanti setelah aku kembali kepada Bapa.” Tomas tidak menyebutkan tanya jawab ini sebelum Guru pergi dari dunia ini.

5. Tujuan Penderitaan

148:5.1 (1661.3) Pada suatu tanya jawab pribadi lain di taman ini Natanael bertanya kepada Yesus: “Guru, meskipun aku mulai memahami mengapa engkau menolak untuk mempraktekkan penyembuhan tanpa pilih-pilih, aku sama sekali masih bingung untuk memahami mengapa Bapa di surga yang pengasih itu mengizinkan begitu banyak anak-anak-Nya di bumi mengalami begitu banyak penderitaan.” Guru menjawab Natanael, mengatakan:

148:5.2 (1661.4) “Natanael, kamu dan banyak yang lainnya menjadi bingung seperti itu karena kamu tidak memahami bagaimana tatanan alami dunia ini telah berkali-kali dirusak oleh petualangan berdosa pengkhianat-pengkhianat tertentu yang memberontak terhadap kehendak Bapa. Dan aku datang untuk memulai penataan hal-hal ini agar tertib lagi. Namun banyak zaman akan diperlukan untuk memulihkan bagian dari alam semesta ini ke jalurnya semula dan dengan demikian melepaskan anak-anak manusia dari beban tambahan dari dosa dan pemberontakan. Kehadiran kejahatan saja adalah ujian yang cukup untuk kenaikan manusia—dosa itu tidak harus ada untuk keselamatan.

148:5.3 (1661.5) “Tapi, anakku, kamu harus tahu bahwa Bapa tidak bermaksud secara sengaja menyengsarakan anak-anak-Nya. Manusia menimpakan pada dirinya sendiri penderitaan yang tidak perlu sebagai akibat dari penolakannya terus-menerus untuk berjalan di jalan kehendak ilahi yang lebih baik. Penderitaan itu terpendam dalam kejahatan, tetapi banyak penderitaan itu telah dihasilkan oleh dosa dan kedurhakaan. Banyak kejadian yang tidak biasa telah berlangsung di dunia ini, dan karena itu tidak aneh bahwa semua orang yang berpikir pasti dibingungkan oleh adegan-adegan kesengsaraan dan penderitaan yang mereka saksikan. Tetapi ada satu hal yang bisa kamu pastikan: Bapa tidak mengirim penderitaan sebagai hukuman sewenang-wenang terhadap perbuatan salah. Ketidaksempurnaan dan cacat dari kejahatan itu melekat di dalamnya; hukuman untuk dosa tak dapat dielakkan; akibat yang menghancurkan dari kedurhakaan itu tak dapat dihindarkan. Manusia jangan menyalahkan Tuhan atas penderitaan-penderitaan yang merupakan akibat alami dari kehidupan yang ia pilih untuk jalani; jangan pula manusia mengeluhkan pengalaman-pengalaman yang merupakan bagian dari kehidupan selagi hidup itu dijalani di dunia ini. Adalah kehendak Bapa agar manusia fana harus bekerja dengan gigih dan tekun ke arah perbaikan keadaannya di bumi. Usaha cerdas akan memungkinkan manusia untuk mengatasi banyak kesusahannya di bumi.

148:5.4 (1662.1) “Natanael, adalah misi kita untuk membantu manusia memecahkan masalah rohani mereka dan dengan cara ini untuk menyiagakan pikiran mereka sehingga mereka dapat menjadi lebih siap dan terinspirasi untuk bekerja memecahkan bermacam-macam masalah jasmani mereka. Aku tahu tentang kebingunganmu ketika kamu membaca Kitab Suci. Terlalu sering telah berlaku kecenderungan menganggap Tuhan bertanggung jawab untuk segala sesuatu yang gagal dipahami manusia yang tidak tahu. Bapa tidak secara pribadi bertanggung jawab untuk semua yang mungkin gagal untuk kamu pahami. Jangan meragukan kasih Bapa hanya karena beberapa hukum-Nya yang adil dan bijaksana yang Ia tetapkan kebetulan menyusahkan kamu karena peraturan ilahi tersebut telah kamu langgar secara tidak bersalah atau secara sengaja.

148:5.5 (1662.2) “Tapi, Natanael, ada banyak dalam Kitab Suci yang akan mengajari kamu jika saja kamu membacanya dengan kearifan. Apakah kamu tidak ingat bahwa ada tertulis: ‘Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya. Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi.’ ‘Karena tidak dengan rela hati Ia menindas manusia.’ ‘Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu. Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu.’ ‘Aku tahu kesengsaraanmu. Allah yang abadi adalah tempat perlindunganmu, dan di bawahmu ada lengan-lengan yang kekal.’ ‘Demikianlah TUHAN adalah tempat perlindungan bagi orang yang terinjak, tempat perlindungan pada waktu kesesakan.’ ‘TUHAN membantu dia di ranjangnya waktu sakit; di tempat tidurnya Kaupulihkannya sama sekali dari sakitnya.’ ‘Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia. Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu.’ ‘Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka.’ ‘Sebab Engkau menjadi tempat pengungsian bagi orang lemah, tempat pengungsian bagi orang miskin dalam kesesakannya, perlindungan terhadap angin ribut, naungan terhadap panas terik.’ ‘Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya.’ ‘Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya.’ ‘Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau.’ ‘Ia telah mengutus aku untukmenyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara,’ ‘Ada koreksi dalam penderitaan; bukan dari debu terbit bencana.’”

6. Kesalahpahaman tentang Penderitaan.
Ceramah tentang Ayub

148:6.1 (1662.3) Pada malam yang sama ini, di Betsaida, Yohanes juga bertanya kepada Yesus mengapa begitu banyak orang yang tampaknya tidak bersalah tetapi menderita begitu banyak penyakit dan mengalami begitu banyak penderitaan. Dalam menjawab pertanyaan Yohanes, di antara banyak hal lainnya, Guru berkata:

148:6.2 (1662.4) “Anakku, kamu tidak memahami makna dari kesusahan atau maksud dari penderitaan. Apakah kamu tidak membaca mahakarya sastra Semit—kisah Kitab Suci tentang penderitaan Ayub? Apakah kamu tidak ingat bagaimana perumpamaan yang indah ini diawali dengan kisah tentang kemakmuran materi hamba Tuhan itu? Kamu juga ingat bahwa Ayub dikaruniai anak-anak, kekayaan, martabat, jabatan, kesehatan, dan segala sesuatu yang manusia hargai dalam kehidupan duniawi ini. Menurut ajaran-ajaran turun temurun anak-anak Abraham, kemakmuran materi tersebut adalah bukti segalanya tentang perkenanan ilahi. Namun harta benda dan kemakmuran duniawi tersebut tidak mengindikasikan perkenanan Tuhan. Bapaku yang di surga mengasihi orang miskin sama banyaknya seperti orang kaya; Dia tidak pilih kasih.

148:6.3 (1663.1) “Meskipun pelanggaran terhadap hukum ilahi itu cepat atau lambat diikuti oleh panen hukuman, walaupun manusia tentu pada akhirnya memang menuai apa yang mereka tabur, namun kamu harus tahu bahwa penderitaan manusia itu tidak selalu merupakan hukuman atas dosa yang mendahuluinya. Baik Ayub maupun teman-temannya gagal menemukan jawaban yang benar untuk kebingungan mereka. Dan dengan terang yang sekarang kamu nikmati kamu akan sulit menentukan apakah itu setan atau Tuhan peran-peran yang mereka mainkan dalam perumpamaan yang unik ini. Sementara Ayub, melalui penderitaan, tidak menemukan jawaban terhadap masalah-masalah intelektualnya atau solusi atas kesulitan-kesulitan filosofisnya, namun ia mencapai kemenangan besar; bahkan di hadapan runtuhnya pembelaan teologisnya itu sendiri ia naik ke puncak-puncak rohani dimana ia dengan jujur mengatakan, ‘aku memandang hina diriku sendiri’; kemudian di sana dikaruniakanlah kepadanya keselamatan dari suatu penglihatan dari Tuhan. Jadi, bahkan melalui salah paham mengenai penderitaan, Ayub naik ke tataran di atas manusia dalam hal pemahaman moral dan wawasan rohani. Ketika hamba yang menderita itu memperoleh visi dari Tuhan, maka datanglah kedamaian jiwa yang melampaui segala akal pengetahuan manusia.

148:6.4 (1663.2) “Yang pertama dari teman-teman Ayub, Elifas, menganjurkan si penderita ini untuk menunjukkan dalam penderitaannya ketabahan yang sama ia telah resepkan untuk orang lain selama hari-hari kemakmurannya. Kata penghibur palsu ini: ‘Percayalah pada agamamu, Ayub; ingatlah bahwa orang jahat dan bukan orang benar itulah yang menderita. Kamu pastilah pantas menerima hukuman ini, sebab kalau tidak demikian kamu tidak akan menderita. Kamu juga tahu bahwa tidak ada seorangpun dapat menjadi benar dalam pandangan Tuhan. Kamu tahu bahwa orang jahat tidak pernah benar-benar menjadi makmur. Lagi pula, manusia tampaknya ditakdirkan untuk bermasalah, dan mungkin Tuhan hanya sedang menghukummu untuk kebaikanmu sendiri.’ Tidak heran Ayub yang malang itu gagal mendapatkan banyak penghiburan dari penafsiran semacam itu terhadap masalah penderitaan manusia.

148:6.5 (1663.3) “Tapi nasihat teman keduanya, Bildad, bahkan lebih menekan lagi, meskipun kuat dari sudut pandang teologi yang diterima saat itu. Kata Bildad: ‘Tuhan tidak mungkin tidak adil. Anak-anakmu pastilah berdosa karena mereka binasa; kamu tentulah keliru, kalau tidak tentulah kamu tidak akan menderita begini. Dan jika kamu sungguh orang benar, Tuhan pasti akan melepaskanmu dari penderitaanmu. Kamu harus belajar dari sejarah hubungan Tuhan dengan manusia bahwa Yang Mahakuasa hanya membinasakan orang jahat.’

148:6.6 (1663.4) “Dan kemudian kamu ingat bagaimana Ayub menjawab teman-temannya, berkata: ‘Aku tahu bahwa Tuhan tidak mendengar seruanku minta tolong. Bagaimana Tuhan itu bisa adil dan pada saat yang sama benar-benar tidak mempedulikan aku yang tidak bersalah? Aku belajar bahwa aku tidak bisa mendapatkan kepuasan dengan memohon pada Yang Mahakuasa. Tidakkah kamu bisa melihat bahwa Tuhan membiarkan penganiayaan orang baik oleh orang jahat? Dan karena manusia itu begitu lemah, apa kesempatan dia untuk pertimbangan di tangan Tuhan yang mahakuasa? Tuhan telah membuat aku seperti ini, dan ketika Dia berpaling melawanku, aku tidak berdaya. Dan mengapa Tuhan pernah membuat aku hanya untuk menderita dengan cara yang menyedihkan ini?’

148:6.7 (1663.5) "Dan siapa yang bisa menantang sikap Ayub dengan melihat nasihat teman-temannya dan ide-ide yang keliru tentang Tuhan yang menempati pikirannya sendiri? Tidakkah kamu melihat bahwa Ayub merindukan Tuhan yang manusiawi, bahwa ia lapar untuk berkomunikasi dengan suatu Sosok ilahi yang tahu keadaan fana manusia dan memahami bahwa ia hanya harus sering menderita meskipun tak bersalah sebagai bagian dari kehidupan pertama dari kenaikan ke Firdaus yang panjang? Oleh karena itu Anak Manusia haruslah datang dari Bapa untuk menjalani hidup dalam daging sehingga ia akan sanggup menghibur dan menolong semua orang yang nanti selanjutnya dipanggil untuk menanggung penderitaan Ayub.

148:6.8 (1663.6) “Teman ketiga Ayub, Zofar, lalu mengatakan kata-kata yang masih kurang menghibur ketika ia berkata: ‘Kamu bodoh mengaku sebagai orang benar, melihat bahwa kamu menderita seperti itu. Namun aku akui bahwa tidak mungkin untuk memahami jalan-jalannya Tuhan. Mungkin ada beberapa maksud tersembunyi dalam semua kesengsaraanmu.’ Dan setelah Ayub mendengarkan ketiga orang temannya itu semua, ia memohon pertolongan langsung kepada Tuhan, mengajukan fakta bahwa ‘Manusia yang lahir dari perempuan, singkat umurnya dan penuh kegelisahan.’

148:6.9 (1664.1) “Maka mulailah sesi kedua dengan teman-temannya. Elifas makin lebih keras, menuduh, dan kasar. Bildad menjadi marah pada cibiran Ayub kepada teman-temannya. Zofar mengulang lagi saran melankolisnya. Ayub saat itu telah menjadi muak pada teman-temannya dan memohon lagi kepada Tuhan, dan sekarang ia memohon kepada Tuhan yang adil melawan Tuhan ketidakadilan yang terkandung dalam filosofi teman-temannya dan yang menempati tempat penting dalam sikap keagamaannya sendiri. Berikutnya Ayub berlindung dalam penghiburan untuk kehidupan masa depan dimana ketidakadilan dari kehidupan manusia bisa dengan lebih adil diperbaiki. Kegagalan untuk menerima bantuan dari manusia mendorong Ayub kepada Tuhan. Kemudian terjadilah perjuangan besar dalam hatinya antara iman dan keraguan. Akhirnya, si manusia penderita itu mulai melihat cahaya kehidupan; jiwanya yang tersiksa naik ke puncak-puncak baru harapan dan keberanian; ia boleh saja menderita dan bahkan mati, tetapi jiwanya yang tercerahkan sekarang mengucapkan seruan kemenangan itu, ‘Penebusku hidup!’

148:6.10 (1664.2) “Ayub sama sekali benar ketika ia menantang doktrin bahwa Tuhan menimpakan penderitaan pada anak-anak dalam rangka untuk menghukum para orang tua mereka. Ayub selalu siap untuk mengakui bahwa Tuhan itu benar, tetapi ia merindukan suatu pewahyuan yang memuaskan jiwa dari karakter pribadi Yang Kekal. Dan itu adalah misi kita di bumi. Tidak akan lagi manusia yang menderita itu dicegah dari penghiburan mengetahui kasih Tuhan dan memahami belas kasihan Bapa di surga. Meskipun firman Tuhan berbicara dari dalam angin badai adalah konsep yang hebat pada hari konsep itu dikatakan, namun kamu telah belajar bahwa Bapa tidak mewahyukan diri-Nya seperti itu, melainkan bahwa Dia berbicara di dalam hati manusia sebagai suatu suara yang tenang dan halus, yang berkata, ‘Inilah jalan, berjalanlah mengikutinya.’ Tidakkah kamu memahami bahwa Tuhan tinggal di dalam kamu, bahwa Dia telah menjadi seperti kamu sehingga Dia bisa membuat kamu menjadi seperti Dia!”

148:6.11 (1664.3) Lalu Yesus membuat pernyataan terakhir ini: “Bapa di surga tidak secara rela menimpakan penderitaan pada anak-anak manusia. Manusia menderita, pertama, dari kecelakaan-kecelakaan yang kebetulan dan dari ketidak-sempurnaan dari kejahatan keberadaan jasmani yang belum berkembang penuh. Selanjutnya, manusia menderita dampak-dampak tak terhindarkan dari dosa—yaitu pelanggaran terhadap hukum kehidupan dan terang. Dan akhirnya, manusia menuai akibat dari kedurhakaan terus menerus dirinya sendiri yang memberontak terhadap aturan benar surga di bumi. Tetapi penderitaan manusia itu bukan hukuman pribadi dari penghakiman ilahi. Manusia dapat, dan akan, berbuat banyak untuk mengurangi penderitaan duniawinya. Tetapi sekali dan untuk selamanya ia dibebaskan dari takhyul bahwa Tuhan menimpakan penderitaan pada manusia berdasarkan perintah dari si jahat. Pelajarilah Kitab Ayub hanya untuk menemukan berapa banyak ide-ide salah tentang Tuhan yang jujur dipercayai sekalipun oleh orang-orang yang baik; dan kemudian perhatikan bagaimana Ayub yang menderita parah itu pun menemukan Tuhan penghiburan dan keselamatan itu meskipun ada ajaran-ajaran yang keliru tersebut. Akhirnya imannya menembus awan-awan penderitaan untuk melihat terang kehidupan yang memancar keluar dari Bapa sebagai rahmat yang menyembuhkan dan kebenaran yang selama-lamanya.”

148:6.12 (1664.4) Yohanes merenungkan perkataan ini dalam hatinya selama berhari-hari. Seluruh kehidupannya setelah itu amat berubah sebagai hasil dari pembicaraan dengan Guru di taman tersebut, dan ia berbuat banyak, di kemudian hari, menyebabkan rasul-rasul yang lain untuk mengubah pandangan mereka mengenai sumber, sifat dasar, dan maksud penderitaan manusia yang terjadi sehari-hari itu. Namun Yohanes tidak pernah berbicara tentang pertemuan ini sebelum kepergian Guru dari bumi.

7. Orang dengan Tangan Lumpuh Layu

148:7.1 (1664.5) Sabat kedua sebelum keberangkatan para rasul dan korps baru penginjil pada perjalanan keliling pemberitaan yang kedua di Galilea, Yesus berbicara dalam rumah ibadat di Kapernaum tentang “Sukacita Hidup yang Benar.” Setelah Yesus selesai berbicara, sekelompok besar orang-orang yang cacat, lumpuh, sakit, dan menderita berjejalan mengerumuni dia, mencari kesembuhan. Juga dalam kelompok ini ada para rasul, banyak para penginjil baru, dan mata-mata Farisi dari Yerusalem. Ke mana-mana Yesus pergi (kecuali saat di perbukitan perihal urusan Bapa) enam mata-mata Yerusalem itu pasti mengikuti.

148:7.2 (1665.1) Pemimpin orang Farisi yang memata-matai itu, ketika Yesus berdiri berbicara kepada orang banyak, menyuruh seorang pria dengan tangan layu untuk mendekatinya dan bertanya apakah halal atau diperbolehkan menurut hukum untuk disembuhkan pada hari Sabat atau haruskah ia mencari pertolongan pada hari yang lain. Ketika Yesus melihat orang itu, mendengar kata-katanya, dan merasa bahwa ia telah dikirim oleh orang-orang Farisi, dia berkata: “Datanglah ke depan sementara aku menanyakan kamu suatu pertanyaan. Jika kamu memiliki domba dan kebetulan domba itu jatuh ke dalam lubang pada hari Sabat, apakah kamu akan meraih ke bawah, memegangnya, dan mengangkatnya keluar? Apakah diperbolehkan untuk melakukan hal-hal seperti itu pada hari Sabat?” Dan orang itu menjawab: “Ya, Guru, halal untuk berbuat baik seperti itu pada hari Sabat.” Maka kata Yesus, berbicara kepada mereka semua: “Aku tahu untuk apa kalian telah mengirim orang ini ke hadapanku. Kalian akan menemukan alasan untuk menyerangku jika kalian bisa mencobai aku untuk menunjukkan belas kasihan pada hari Sabat. Diam-diam kalian semua setuju bahwa adalah halal untuk mengangkat domba malang itu keluar dari lubang, bahkan pada hari Sabat, dan aku mengundang kalian untuk menyaksikan bahwa adalah halal untuk menunjukkan kasih sayang pada hari Sabat tidak hanya untuk binatang tetapi juga untuk manusia. Betapa lebih berharganya seorang manusia dari pada seekor domba! Aku menyatakan bahwa adalah halal untuk berbuat baik kepada manusia pada hari Sabat.” Dan sementara mereka semua berdiri di depannya dalam keheningan, Yesus, berbicara kepada orang dengan tangan lumpuh itu, mengatakan: “Berdirilah di sini di sisiku supaya semua dapat melihat kamu. Dan sekarang agar kamu bisa tahu bahwa adalah kehendak Bapaku agar kamu berbuat baik pada hari Sabat, jika kamu memiliki iman untuk disembuhkan, aku minta kamu mengulurkan tanganmu.”

148:7.3 (1665.2) Dan saat orang ini mengulurkan tangannya yang lumpuh layu itu, tangan itu disembuhkan. Orang-orang berpikiran untuk menyalahkan orang-orang Farisi, tetapi Yesus meminta mereka tenang, dengan mengatakan: “Aku baru saja mengatakan kepadamu bahwa adalah sah untuk berbuat baik pada hari Sabat, untuk menyelamatkan kehidupan, tapi aku tidak menyuruh kalian untuk berbuat jahat dan memberi kesempatan kepada keinginan untuk membunuh.” Orang-orang Farisi yang menjadi marah itu pergi, dan meskipun itu adalah hari Sabat, mereka bergegas pergi ke Tiberias dan meminta nasihat dari Herodes, melakukan segala sesuatu dalam kemampuan mereka untuk membangkitkan prasangka dalam rangka untuk mendapatkan orang-orang Herodian sebagai sekutu melawan Yesus. Tetapi Herodes menolak untuk mengambil tindakan terhadap Yesus, menyarankan agar mereka membawa keluhan mereka ke Yerusalem.

148:7.4 (1665.3) Ini adalah kasus pertama sebuah mujizat yang dikerjakan oleh Yesus sebagai tanggapan atas tantangan musuh-musuhnya. Dan Guru melakukan apa yang disebut mujizat ini, bukan sebagai demonstrasi dari kuasa penyembuhannya, tetapi sebagai protes efektif terhadap membuat hari Sabat sebagai istirahat agama menjadi benar-benar belenggu pembatasan tanpa arti terhadap seluruh umat manusia. Orang ini kembali ke pekerjaannya sebagai tukang batu, membuktikan menjadi salah seorang dari mereka yang penyembuhannya diikuti oleh kehidupan bersyukur dan perbuatan benar.

8. Minggu Terakhir di Betsaida

148:8.1 (1665.4) Minggu terakhir dari kunjungan di Betsaida para mata-mata Yerusalem itu menjadi sangat terbagi dalam sikap mereka terhadap Yesus dan ajaran-ajarannya. Tiga dari orang Farisi ini sangat terkesan oleh apa yang telah mereka lihat dan dengar. Sementara itu, di Yerusalem, Abraham, seorang anggota muda dan berpengaruh dari Sanhedrin, mengakui di depan umum menganut ajaran Yesus dan dibaptis di kolam Siloam oleh Abner. Seluruh Yerusalem gempar karena peristiwa ini, dan utusan-utusan segera dikirim ke Betsaida memanggil pulang enam orang Farisi mata-mata itu.

148:8.2 (1666.1) Filsuf Yunani yang telah dimenangkan bagi kerajaan pada perjalanan keliling Galilea sebelumnya itu kembali dengan orang-orang Yahudi kaya tertentu dari Aleksandria, dan sekali lagi mereka mengundang Yesus datang ke kota mereka untuk tujuan mendirikan sekolah gabungan filsafat dan agama, serta rumah perawatan untuk orang sakit. Tetapi Yesus dengan sopan menolak undangan tersebut.

148:8.3 (1666.2) Sekitar saat ini di perkemahan Betsaida datanglah seorang nabi trance dari Bagdad, bernama Kirmeth. Orang yang dianggap nabi ini mendapat penglihatan-penglihatan yang aneh ketika sedang setengah sadar dan mendapat mimpi-mimpi fantastis ketika tidurnya terganggu. Dia menciptakan keributan yang cukup besar di perkemahan, dan Simon Zelot cenderung untuk berurusan agak kasar dengan orang yang menipu dirinya sendiri itu, tetapi Yesus campur tangan dan membiarkan dia bebas bertindak selama beberapa hari. Semua yang mendengar khotbahnya segera menyadari bahwa ajarannya tidak masuk akal kalau dinilai oleh injil kerajaan. Ia segera kembali ke Baghdad, tapi membawa bersamanya setengah lusin jiwa-jiwa yang tidak stabil dan aneh. Namun sebelum Yesus menengahi untuk nabi Baghdad ini, Daud Zebedeus, dengan bantuan sebuah komite yang ditunjuk sendiri, telah membawa Kirmeth keluar ke danau dan, setelah berulang kali menceburkan dia ke dalam air, menasihatinya untuk berangkat pergi setelah itu, yaitu untuk mengatur dan membangun perkemahannya sendiri.

148:8.4 (1666.3) Pada hari yang sama, Beth-Marion, seorang wanita Fenisia, menjadi begitu fanatik sehingga dia kehilangan akal sehat dan, setelah hampir tenggelam karena mencoba untuk berjalan di atas air, ia dibawa pergi oleh teman-temannya.

148:8.5 (1666.4) Mualaf Jerusalem baru, Abraham orang Farisi, memberikan semua barang miliknya ke kas kerasulan, dan sumbangan ini banyak berarti untuk memungkinkan pengiriman langsung seratus penginjil yang baru dilatih itu. Andreas sudah mengumumkan penutupan perkemahan, dan semua orang bersiap, untuk pulang atau untuk mengikuti para penginjil ke Galilea.

9. Menyembuhkan Orang Lumpuh

148:9.1 (1666.5) Pada hari Jumat sore, 1 Oktober, ketika Yesus sedang mengadakan pertemuan terakhirnya dengan para rasul, para penginjil, dan para pemimpin lainnya dari perkemahan yang dibubarkan itu, dan dengan enam orang Farisi dari Yerusalem, duduk di barisan depan pertemuan ini di ruang depan rumah Zebedeus yang lega dan diperluas, terjadilah salah satu babak paling aneh dan paling unik dari seluruh kehidupan di bumi Yesus. Guru, pada saat itu, sedang berbicara sambil berdiri di ruangan besar ini, yang telah dibangun untuk menampung pertemuan-pertemuan ini selama musim hujan. Rumah itu seluruhnya dikelilingi oleh perhimpunan besar orang yang berusaha untuk mendengarkan beberapa bagian dari ceramah Yesus.

148:9.2 (1666.6) Sementara rumah itu disesaki oleh orang-orang dan seluruhnya dikelilingi oleh para pendengar yang bersemangat, seorang pria yang lama menderita kelumpuhan dibawa dari Kapernaum di atas tempat duduk kecil oleh teman-temannya. Si lumpuh ini telah mendengar bahwa Yesus akan meninggalkan Betsaida, dan setelah berbicara dengan Harun si tukang batu, yang baru-baru saja disembuhkan itu, ia memutuskan untuk dibawa ke hadapan Yesus, dimana ia bisa mencari kesembuhan. Teman-temannya mencoba untuk masuk ke rumah Zebedeus dari pintu depan maupun belakang, tetapi terlalu banyak orang yang penuh sesak berjejalan. Namun si lumpuh itu menolak untuk menerima kegagalan; ia menyuruh teman-temannya untuk mendapatkan tangga dengan mana mereka naik ke atap ruang di mana Yesus sedang berbicara, dan setelah membuka genting atap, mereka dengan berani menurunkan orang sakit itu di kursinya dengan tali sampai si penderita itu mendarat di lantai tepat di depannya Guru. Ketika Yesus melihat apa yang telah mereka lakukan, dia berhenti berbicara, sementara orang-orang yang berada dalam ruangan heran pada ketekunan dari orang sakit dan teman-temannya. Kata si lumpuh: “Guru, aku tidak mau mengganggu pengajaranmu, tapi aku bertekad untuk disembuhkan. Aku tidak seperti orang-orang yang menerima kesembuhan dan segera lupa ajaranmu. Aku ingin disembuhkan agar aku bisa melayani dalam kerajaan surga.” Adapun, walaupun penderitaan orang ini telah menimpa dia oleh karena penyalah-gunaan kehidupannya sendiri, Yesus, melihat imannya, berkata kepada orang lumpuh itu: “Nak, jangan takut; dosa-dosamu sudah diampuni. Imanmu akan menyelamatkanmu.”

148:9.3 (1667.1) Ketika orang-orang Farisi dari Yerusalem, bersama-sama dengan ahli-ahli kitab dan para ahli hukum lain yang duduk dengan mereka, mendengar pernyataan oleh Yesus ini, mereka mulai berkata-kata sendiri: “Berani-beraninya orang ini berbicara seperti itu? Apakah dia tidak tahu bahwa kata-kata tersebut adalah hujat? Siapa yang dapat mengampuni dosa selain Allah?" Yesus, mengetahui dalam hatinya bahwa mereka berpikir demikian dalam pikiran mereka sendiri dan di antara mereka sendiri, berbicara kepada mereka, dengan mengatakan: “Mengapa kalian berpikir begitu di dalam hati kalian? Siapa kalian sehingga kalian menghakimi diriku? Apa bedanya apakah aku berkata kepada orang lumpuh ini, dosamu sudah diampuni, atau bangkitlah, ambil tempat tidurmu, dan berjalanlah? Tapi supaya kalian yang menyaksikan semua ini akhirnya tahu bahwa Anak Manusia memiliki wewenang dan kuasa di bumi untuk mengampuni dosa, aku akan berkata kepada orang yang menderita ini, Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu, dan pulanglah ke rumahmu.” Dan setelah Yesus berkata demikian, orang lumpuh itu bangun, dan sambil mereka membuka jalan baginya, ia berjalan keluar di depan mereka semua. Dan orang-orang yang melihat perkara-perkara ini heran. Petrus membubarkan perhimpunan itu, sementara banyak yang berdoa dan memuliakan Allah, mengakui bahwa mereka belum pernah melihat kejadian-kejadian aneh seperti itu.

148:9.4 (1667.2) Dan sekitar waktu inilah para utusan dari Sanhedrin tiba untuk meminta enam mata-mata itu kembali ke Yerusalem. Ketika mereka mendengar pesan ini, mereka masuk dalam perdebatan serius di antara mereka sendiri; dan setelah mereka menyelesaikan diskusi mereka, si pemimpin dan dua rekannya kembali dengan para utusan ke Yerusalem, sedangkan tiga orang Farisi mata-mata itu mengaku percaya pada Yesus dan, mereka pergi segera ke danau, dibaptis oleh Petrus dan diterima dalam persekutuan oleh para rasul sebagai anak-anak kerajaan.

Foundation Info

Versi ramah-printerVersi ramah-printer

Urantia Foundation, 533 W. Diversey Parkway, Chicago, IL 60614, USA
Tel: +1-773-525-3319; Fax: +1-773-525-7739
© Urantia Foundation. All rights reserved