Makalah 42: Energi—Batin dan Materi
Buku Urantia
Makalah 42
Energi—Batin dan Materi
42:0.1 (467.1)FONDASI alam semesta itu adalah material dalam pengertian bahwa energi adalah dasar untuk semua keberadaan, dan energi murni dikendalikan oleh Bapa Semesta. Forsa, energi, adalah satu hal yang berdiri sebagai suatu monumen kekal yang mendemonstrasikan dan membuktikan keberadaan dan kehadiran Absolut Semesta. Arus luas energi yang mengalir keluar dari Hadirat-Hadirat Firdaus ini tidak pernah berhenti, tidak pernah gagal; belum pernah terhenti dalam dukungan yang tanpa batas.
42:0.2 (467.2)Manipulasi energi alam semesta itu selalu sesuai dengan kehendak pribadi dan amanat-amanat mahabijaksana dari Bapa Semesta. Pengendalian pribadi terhadap daya yang terwujud dan energi yang beredar itu dimodifikasi oleh tindakan-tindakan dan keputusan-keputusan koordinasi dari Putra Kekal, demikian pula oleh maksud-maksud disatukan Putra dan Bapa dilaksanakan oleh Pelaku Bersama. Sosok-sosok ilahi ini bertindak secara pribadi dan secara individu; mereka juga berfungsi dalam diri pribadi-pribadi dan kuasa-kuasa para bawahan yang hampir tidak terbatas jumlahnya, masing-masing secara beragam mengekspresikan maksud kekal dan ilahi dalam segenap alam semesta. Tetapi modifikasi atau transmutasi kuasa ilahi yang fungsional dan provisional ini tidaklah dengan cara apapun mengurangi kebenaran mengenai pernyataan bahwa semua energi-forsa itu ada di bawah kendali terakhir dari sosok Tuhan yang berpribadi yang tinggal di pusat segala sesuatu.
1. Forsa dan Energi Firdaus
42:1.1 (467.3)Fondasi alam semesta adalah material, namun intisari kehidupan adalah roh. Bapa para roh itu adalah juga leluhur alam-alam semesta; Bapa kekal untuk Putra Pertama adalah juga sumber-kekekalan untuk pola pertama, Pulau Firdaus.
42:1.2 (467.4)Materi—energi—karena mereka hanyalah perwujudan berbeda dari realitas kosmis yang sama, sebagai suatu fenomena alam semesta materi itu melekat dalam Bapa Semesta. “Segala sesuatu ada di dalam Dia.” Materi bisa tampaknya memanifestasikan energi yang melekat dan menunjukkan kuasa-kuasa yang terkandung sendiri, namun garis-garis gravitasi yang tercakup dalam energi-energi yang terkait dalam semua fenomena fisik ini diperoleh dari, dan bergantung pada, Firdaus. Ultimaton, bentuk energi pertama yang dapat diukur, memiliki Firdaus sebagai intinya.
42:1.3 (467.5)Ada melekat bawaan di dalam materi dan hadir di ruang semesta suatu bentuk energi yang belum dikenal di Urantia. Ketika penemuan ini akhirnya dibuat, maka para fisikawan akan merasa bahwa mereka telah memecahkan, hampir setidaknya, misteri tentang materi. Maka mereka akan lebih dekat satu langkah kepada Pencipta; maka mereka akan menguasai satu lagi tahap dari teknik ilahi; namun tidak berarti mereka telah menemukan Tuhan, tidak pula mereka telah membangun keberadaan materi atau beroperasinya hukum-hukum alam terpisah dari teknik kosmis Firdaus dan maksud yang mendasarinya dari Bapa Semesta.
42:1.4 (468.1)Setelah kemajuan yang makin besar lagi dan penemuan-penemuan berikutnya, setelah Urantia telah maju tak dapat diukur lagi dibandingkan pengetahuan saat ini, meskipun kamu akan meraih kendali terhadap perputaran energi terhadap unit-unit elektris materi sampai pada taraf memodifikasi manifestasi-manifestasi fisik mereka — sekalipun setelah semua kemajuan yang mungkin tersebut, namun selamanya para ilmuwan tak berdaya untuk menciptakan satu atom materi atau untuk memulai satu percikan energi atau menambah pada materi dengan apa yang kita sebut kehidupan.
42:1.5 (468.2)Penciptaan energi dan penganugerahan kehidupan adalah hak-hak prerogatif Bapa Semesta dan pribadi-pribadi Pencipta rekan-Nya. Sungai energi dan kehidupan itu adalah suatu pencurahan aliran terus menerus dari para Tuhan, arus forsa Firdaus yang semesta dan bersatu pergi ke seluruh antariksa. Energi ilahi ini merasuki semua ciptaan. Para organisator forsa memulai perubahan-perubahan ini dan membuat modifikasi-modifikasi forsa-ruang itu yang akhirnya mengakibatkan adanya energi; para direktur daya mengubah energi menjadi materi; maka dunia-dunia material dilahirkan. Pembawa-Pembawa Kehidupan memulai proses-proses tertentu dalam materi mati yang kita sebut kehidupan, kehidupan material. Para Supervisor Daya Morontia demikian pula bekerja di seluruh alam transisi antara dunia-dunia material dan spiritual. Para Pencipta roh yang lebih tinggi memulai proses-proses serupa dalam bentuk-bentuk energi ilahi, dan jadilah wujud-wujud kehidupan cerdas roh yang lebih tinggi.
42:1.6 (468.3)Energi keluar dari Firdaus, dibentuk menurut tatanan ilahi. Energi—energi murni itu— mengambil bagian dari kodrat pengorganisasian ilahi; energi murni itu dibentuk sesuai kesamaan dengan tiga Tuhan yang tercakup manjadi satu, sebagaimana Mereka berfungsi di markas-markas segenap alam semesta. Dan semua forsa itu disirkuitkan di Firdaus, datang dari Hadirat-Hadirat Firdaus dan kembali ke sana, dan pada hakikatnya adalah suatu manifestasi dari Penyebab yang tanpa sebab—Bapa Semesta; dan tanpa Bapa tidak akan ada apapun yang sekarang ada.
42:1.7 (468.4)Forsa yang berasal dari Tuhan yang ada sendiri itu dengan sendirinya selalu ada. Energi-forsa itu tak dapat dimusnahkan, tak dapat dihancurkan; manifestasi-manifestasi dari Yang Tanpa Batas ini bisa terkena perubahan yang tak terbatas, transformasi yang tanpa akhir, dan metamorfosis yang abadi; namun tidak dalam pengertian atau tingkat apapun, tidak pula pada taraf sekecil apapun yang bisa dibayangkan, energi-forsa itu dapat atau akan mengalami kemusnahan. Tetapi energi, walaupun memancar dari Yang Tanpa Batas, tidak mewujud secara tanpa batas; ada batas-batas luar alam semesta master yang sekarang dipahami.
42:1.8 (468.5)Energi itu kekal namun tidak tanpa batas; energi itu selalu tanggap terhadap genggaman Ketanpa-batasan yang mencakup segalanya. Selamanya forsa dan energi akan terus berlanjut; setelah keluar dari Firdaus, mereka harus kembali ke sana, bahkan jika zaman demi zaman masa diperlukan untuk menyelesaikan sirkuit yang ditetapkan. Apa yang berasal dari Tuhan Firdaus hanya dapat memiliki suatu tujuan Firdaus atau takdir Tuhan.
42:1.9 (468.6)Dan semua ini meneguhkan kepercayaan kami akan suatu alam semesta raya yang bersirkulasi, agak terbatas, namun tertata dan mahaluas. Seandainya hal ini tidak benar, maka kenyataan adanya kehabisan energi pada titik tertentu akan muncul, lambat atau cepat. Semua hukum, organisasi, administrasi, dan kesaksian para penjelajah alam semesta—segala sesuatu menunjuk pada keberadaan suatu sosok Tuhan yang tanpa batas tetapi, sampai saat ini, suatu alam semesta yang terbatas, suatu lingkaran eksistensi yang tanpa akhir, nyaris tak terbatas namun tetap adalah terbatas jika dibandingkan dengan ketanpa-batasan.
2. Sistem-sistem Energi Nonspiritual Semesta
(Energi Fisik)
42:2.1 (469.1)Sungguh sulit menemukan kata yang sesuai dalam bahasa Inggris untuk menamai dan dengan itu menjelaskan berbagai tingkat forsa dan energi—yang fisik, mental, atau spiritual. Cerita-cerita ini tak dapat seluruhnya mengikuti definisi yang kamu terima mengenai forsa, energi, dan daya. Ada kekurangan bahasa sehingga kami harus menggunakan istilah-istilah ini dalam banyak arti. Dalam makalah ini, misalnya, kata energi digunakan untuk menunjukkan semua fase dan bentuk gerak, aksi, dan potensi fenomenal (yang dapat ditangkap indra), sedangkan forsa (force) diterapkan untuk tingkat energi pra-gravitasi, dan daya (power) untuk tingkat energi pasca-gravitasi.
42:2.2 (469.2)Meski demikian, aku akan berusaha mengurangi kekacauan konseptual dengan menyarankan kepantasan menggunakan klasifikasi berikut untuk forsa kosmis, energi bangkit, dan daya alam semesta—yaitu energi fisik:
42:2.3 (469.3)1. Potensi (potency) ruang. Ini adalah kehadiran ruang bebas yang pasti dari sang Absolut Nirkualifikasi. Perluasan konsep ini mengandung makna potensi ruang-forsa alam semesta yang melekat dalam totalitas fungsional dari Absolut Nirkualifikasi, sedangkan perluasan-kedalam konsep ini mengandung arti totalitas realitas kosmis—yakni alam-alam semesta—yang memancar ke arah kekekalan dari Pulau Firdaus yang tanpa-awal, tanpa-akhir, tanpa-gerak, dan tanpa-berubah.
42:2.4 (469.4)Fenomena yang berasal dari sisi bawah Firdaus mungkin mencakup tiga zona kehadiran dan kinerja forsa yang mutlak: zona titik-tumpu Absolut Nirkualifikasi, zona Pulau Firdaus itu sendiri, dan zona-antara dari agen-agen atau fungsi-fungsi penstabil atau pengimbang tertentu yang tak diketahui. Ketiga zona trikonsentris ini adalah sentrum dari siklus realitas kosmis Firdaus.
42:2.5 (469.5)Potensi ruang adalah suatu prarealitas; itu adalah wilayahnya Absolut Nirkualifikasi dan hanya tanggap pada genggaman pribadi Bapa Semesta, sekalipun bahwa potensi ruang itu tampaknya dapat dimodifikasi oleh kehadiran para Organisator Forsa Master Primer.
42:2.6 (469.6)Di Uversa, potensi ruang itu disebut sebagai absoluta.
42:2.7 (469.7)2. Forsa primordial. Ini merupakan perubahan dasar pertama dalam potensi ruang dan mungkin menjadi salah satu dari fungsi Absolut Nirkualifikasi di Firdaus bagian bawah. Kami tahu bahwa kehadiran ruang yang sedang keluar dari Firdaus bawah itu dimodifikasi dalam beberapa cara tertentu dibandingkan ruang yang sedang masuk. Namun tak peduli apapun hubungan yang mungkin, transmutasi yang dikenal luas dari potensi ruang menjadi forsa primordial itu adalah fungsi pembedaan utama dari kehadiran-tegangan para organisator forsa Firdaus yang hidup.
42:2.8 (469.8)Forsa yang pasif dan potensial itu menjadi aktif dan primordial sebagai tanggapan terhadap resistensi yang dimungkinkan oleh kehadiran ruang para Organisator Forsa Master yang Dieventuasikan Primer. Forsa itu kini muncul dari wilayah eksklusif Absolut Nirkualifikasi menuju wilayah-wilayah banyak tanggapan—tanggapan terhadap gerak-gerak utama tertentu yang dimulai oleh Tuhan yang Bertindak (Roh Tanpa Batas) dan segera setelah itu terhadap gerak-gerak pengimbang tertentu yang memancar dari Absolut Semesta. Forsa primordial itu tampaknya reaktif pada penyebab transendental sebanding dengan kemutlakan.
42:2.9 (469.9)Forsa primordial itu kadang-kadang dikatakan sebagai energi murni, di Uversa kami menyebutnya sebagai segregata.
42:2.10 (470.1)3. Energi-energi bangkit (emergent). Kehadiran pasif para organisator forsa primer itu cukup untuk mengubah potensi ruang menjadi forsa primordial, dan terhadap medan ruang yang diaktivasi itulah para organisator forsa yang sama ini memulai operasi-operasi awal dan aktif mereka. Forsa primordial ditakdirkan melewati dua fase transmutasi yang berbeda dalam wilayah manifestasi energi sebelum muncul sebagai daya alam semesta. Kedua tahap energi yang bangkit itu adalah:
42:2.11 (470.2)a. Energi puissant. Inilah energi yang mengarah-kuat, digerakkan-massal, bertegangan-dahsyat, dan bereaksi-hebat—sistem-sistem energi raksasa yang digerakkan oleh kegiatan-kegiatan dari para organisator forsa primer. Energi primer atau puissant ini pada mulanya tidak responsif secara jelas terhadap tarikan gravitasi Firdaus meskipun mungkin menghasilkan suatu respons massa-agregat atau mengarah-ruang terhadap kelompok kolektif pengaruh-pengaruh absolut yang beroperasi dari sisi bawah Firdaus. Ketika energi bangkit itu sampai ke level tanggapan awal terhadap genggaman melingkar dan gravitasi-absolut dari Firdaus, para organisator forsa utama membuka jalan untuk berfungsinya rekan-rekan sekunder mereka.
42:2.12 (470.3)b. Energi gravitasi. Energi tanggap-gravitasi yang baru muncul itu membawa potensi daya alam semesta dan menjadi leluhur aktif untuk semua materi alam semesta. Energi sekunder atau gravitasi ini adalah produk dari pengembangan energi yang dihasilkan dari kehadiran-tekanan dan kecenderungan-tegangan yang dibentuk oleh para Rekan Organisator Forsa Master Transendental. Sebagai tanggapan terhadap pekerjaan para manipulator forsa ini, energi-ruang dengan cepat pindah dari tahap puissant ke tahap gravitasi, dengan demikin menjadi responsif langsung terhadap genggaman melingkar dari gravitasi (absolut) Firdaus sementara membukakan suatu potensi tertentu untuk sensitivitas terhadap tarikan gravitasi-linier yang melekat di dalam massa material tahap elektron dan pasca-elektron dari energi dan materi yang segera muncul itu. Setelah munculnya tanggapan terhadap gravitasi, para Rekan Organisator Forsa Master bisa mengundurkan diri dari pusaran-pusaran energi ruang, asalkan para Direktur Daya Alam Semesta ditugaskan ke medan aksi tersebut.
42:2.13 (470.4)Kami sungguh tidak tahu pasti mengenai sebab-sebab tepatnya tentang tahap-tahap awal evolusi forsa itu, namun kami mengenali perbuatan cerdas dari Yang Mahaakhir dalam kedua tingkat manifestasi energi-bangkit itu. Energi-energi puissant dan gravitasi ini, jika disebut bersama-sama, dikatakan di Uversa sebagai ultimata.
42:2.14 (470.5)4. Daya (Power) Alam Semesta. Forsa-ruang telah diubah menjadi energi-ruang, dan setelah itu menjadi energi yang dikendalikan gravitasi. Dengan demikian energi fisik telah dimatangkan ke titik dimana energi itu dapat diarahkan ke dalam saluran-saluran daya dan dibuat untuk melayani berbagai maksud para Pencipta alam semesta. Pekerjaan ini dilaksanakan oleh para direktur, pusat, pengendali energi fisik yang serba guna dalam alam semesta agung—ciptaan-ciptaan yang diorganisir dan dihuni. Para Direktur Daya Alam Semesta ini kurang lebihnya memegang kendali penuh terhadap dua puluh satu dari tiga puluh fase energi yang membentuk sistem energi di tujuh alam semesta super yang sekarang ini. Domain materi-energi-daya ini adalah wilayah kegiatan-kegiatan cerdas dari Yang Lipat Tujuh, yang berfungsi di bawah pengendalian menyeluruh ruang-waktu dari Yang Mahatinggi.
42:2.15 (470.6)Di Uversa, kami mengacu tentang wilayah daya alam semesta itu sebagai gravita.
42:2.16 (470.7)5. Energi Havona. Secara konsep, cerita ini telah bergerak ke arah Firdaus ketika forsa-ruang yang bertransmutasi itu telah diikuti, level demi level, sampai pada level bekerjanya daya-energi alam-alam semesta waktu dan ruang. Berlanjut ke arah Firdaus, berikutnya di sana dijumpai suatu fase energi yang ada sebelumnya yang adalah ciri khas alam semesta sentral. Di sini siklus evolusioner kelihatannya berbalik kembali ke fase itu sendiri; daya-energi kini tampaknya mulai bergerak balik ke arah forsa, tetapi forsa dengan sifat dasar yang sangat tidak sama dengan potensi ruang dan forsa primordial. Sistem-sistem energi Havona tidak rangkap dua, tetapi rangkap tiga. Inilah wilayah energi eksistensial dari Pelaku Bersama, yang berfungsi untuk kepentingan Trinitas Firdaus.
42:2.17 (471.1)Di Uversa, energi-energi dari Havona ini dikenal sebagai triata.
42:2.18 (471.2)6. Energi transendental. Sistem energi ini beroperasi di dan dari level Firdaus bagian atas dan hanya dalam hubungannya dengan sosok-sosok absonit. Di Uversa itu dinamai tranosta.
42:2.19 (471.3)7. Monota. Energi itu berkerabat dekat dengan keilahian ketika energi itu adalah energi Firdaus. Kami condong pada kepercayaan bahwa monota adalah energi hidup, tetapi energi bukan-roh dari Firdaus—yaitu suatu pasangan kekekalan dari energi roh yang hidup, dari Putra Pertama—karena itulah sistem energi nonspiritualnya Bapa Semesta.
42:2.20 (471.4)Kami tak dapat membedakan sifat dasar roh Firdaus dan monota Firdaus; mereka kelihatannya serupa. Mereka punya nama yang beda, tetapi kamu akan sulit diberitahu banyak tentang suatu kenyataan yang mana manifestasi-manifestasi yang spiritual dan yang bukan-spiritualnya hanya dapat dibedakan oleh nama.
42:2.21 (471.5)Kami tahu bahwa makhluk-makhluk terbatas dapat mencapai pengalaman penyembahan Bapa Semesta melalui pelayanan Tuhan Lipat Tujuh dan para Pelaras Pikiran, namun kami menyangsikan bahwa ada pribadi yang di bawah absolut, bahkan pula para direktur daya, yang dapat memahami ketanpa-batasan energi Sumber dan Pusat Besar Pertama itu. Satu hal yang pasti: Kalaupun para direktur daya paham tentang teknik metamorfosis forsa-ruang, mereka tidak akan mengungkapkan rahasianya pada kita semua yang lain. Pendapat kami adalah bahwa mereka tidak paham sepenuhnya fungsi para organisator forsa.
42:2.22 (471.6)Para direktur daya ini sendiri adalah katalisator-katalisator energi, yaitu, mereka menyebabkan energi untuk memecah, mengorganisir, dan merakit dalam formasi unit melalui kehadiran mereka. Dan semua ini berarti bahwa haruslah ada sesuatu yang melekat di dalam energi yang menyebabkannya berfungsi seperti demikian dengan hadirnya entitas-entitas daya ini. Para Melkisedek Nebadon telah lama menamai fenomena transmutasi forsa kosmis menjadi daya alam semesta itu sebagai salah satu dari tujuh “ketanpa-batasan keilahian.” Dan itulah sejauh kamu akan maju pada titik ini selama kenaikan alam semesta lokalmu.
42:2.23 (471.7)Meskipun kami tidak mampu sepenuhnya untuk memahami asal-usul, sifat dasar, dan transmutasi forsa kosmis, namun kami sepenuhnya paham dengan semua fase perilaku energi-bangkit dari saat-saat respons langsung dan jelas terhadap aksi gravitasi Firdaus—sekitar saat permulaan berfungsinya para direktur daya alam semesta super.
3. Klasifikasi Materi
42:3.1 (471.8)Materi dalam seluruh alam semesta, kecuali di alam semesta sentral, adalah sama persis. Materi dalam sifat-sifat fisiknya tergantung pada kecepatan perputaran anggota-anggota komponennya, jumlah dan ukuran anggota-anggota berputarnya, jaraknya dari badan inti atau konten ruang dari materi; demikian pula pada kehadiran kekuatan-kekuatan tertentu yang sampai sejauh ini belum ditemukan di Urantia.
42:3.2 (471.9)Dalam berbagai matahari, planet, dan benda ruang angkasa ada sepuluh divisi besar materi:
42:3.3 (472.1)1. Materi ultimatonis—unit fisik utama dari keberadaan material, partikel-partikel energi yang akan membentuk elektron-elektron.
42:3.4 (472.2)2. Materi subelektronis—tahap supergas surya yang eksplosif dan menolak.
42:3.5 (472.3)3. Materi elektronis—tingkat elektris untuk pembedaan material—elektron, proton, dan berbagai unit lain yang masuk ke dalam berbagai susunan kelompok-kelompok elektron.
42:3.6 (472.4)4. Materi subatomis—materi yang ada secara luas di bagian dalam matahari-matahari yang panas.
42:3.7 (472.5)5. Atom-atom yang hancur—dijumpai dalam matahari-matahari yang mendingin dan di seluruh angkasa.
42:3.8 (472.6)6. Materi diionisasi—atom-atom individual yang terpangkas elektron-elektron luarnya (yang secara kimiawi aktif) oleh kegiatan-kegiatan elektris, termal, atau sinar-X dan oleh pelarut-pelarut.
42:3.9 (472.7)7. Materi atomis—tahap kimiawi dari pengorganisasian unsur, unit-unit komponen dari materi yang molekuler atau bisa dilihat.
42:3.10 (472.8)8. Tingkat materi molekuler—materi seperti yang ada di Urantia dalam suatu keadaan materialisasi yang relatif stabil di bawah kondisi biasa.
42:3.11 (472.9)9. Materi radioaktif—kecenderungan dan kegiatan meluruh dari unsur-unsur lebih berat di bawah kondisi panas sedang dan berkurangnya tekanan gravitasi.
42:3.12 (472.10)10. Materi kolaps—materi yang relatif diam tak bergerak yang dijumpai di bagian dalam matahari-matahari yang dingin atau mati. Bentuk materi ini tidak sungguh diam; masih ada beberapa kegiatan terkait ultimaton, bahkan juga elektron, namun unit-unit ini ada pada jarak yang sangat dekat, dan kecepatan perputaran mereka sudah sangat berkurang.
42:3.13 (472.11)Klasifikasi materi di atas berhubungan dengan pengorganisasiannya daripada bentuk-bentuk penampakannya pada makhluk-makhluk yang diciptakan. Tidak pula hal itu memperhitungkan tahap-tahap energi pra-bangkit ataupun materialisasi yang kekal di Firdaus dan di dalam alam semesta sentral.
4. Transmutasi Energi dan Materi
42:4.1 (472.12)Cahaya, panas, listrik, kemagnetan, kekimiaan, energi, dan materi adalah—dalam asal-usul, sifat dasar, dan tujuan akhirnya—adalah hal yang satu dan sama, bersama dengan realitas-realitas material lain yang sampai saat ini belum ditemukan di Urantia.
42:4.2 (472.13)Kami tidak sepenuhnya memahami perubahan-perubahan yang hampir tanpa akhir yang dapat berlaku pada energi fisik itu. Dalam satu alam semesta energi itu muncul sebagai cahaya, pada alam yang lain sebagai cahaya ditambah panas, dalam yang lain lagi sebagai bentuk-bentuk energi yang tidak dikenal di Urantia; dalam jutaan tahun tak terbilang energi itu mungkin muncul kembali sebagai suatu bentuk energi listrik atau daya magnetik yang bergelora, tanpa henti; dan masih berikutnya lagi energi itu bisa lagi muncul dalam alam semesta berikutnya sebagai suatu bentuk materi variabel yang melalui serangkaian metamorfosis, diikuti oleh menghilangnya tampak fisik dalam suatu bencana alam besar. Dan kemudian, setelah zaman-zaman tak terhitung dan hampir tanpa henti berkelana melalui alam-alam semesta yang tak terhitung, mungkin lagi energi yang sama ini muncul lagi dan banyak kali berubah wujud dan potensinya; dan demikianlah transformasi-transformasi ini berlanjut melalui rangkaian zaman-zaman berikutnya dan di seluruh alam yang tak terhitung. Maka materi terus bergerak, mengalami transmutasi-transmutasi waktu tetapi beredar selalu tetap pada lingkaran kekekalan; bahkan jika lama tercegah dari kembali ke sumbernya, energi itu selalu responsif ke situ, dan energi itu selalu berjalan dalam jalur yang ditetapkan oleh Kepribadian Tanpa Batas yang mengirimkannya pergi.
42:4.3 (473.1)Para pusat daya dan rekan-rekan mereka banyak berhubungan dengan pekerjaan mentransmutasi ultimaton ke dalam sirkuit-sirkuit dan putaran-putaran elektron. Sosok-sosok unik ini mengendalikan dan menggabungkan daya melalui manipulasi terampil mereka terhadap unit-unit dasar energi yang dimaterialisir, yaitu ultimaton. Mereka adalah tuan-tuan atas energi selagi energi itu bersirkulasi dalam keadaan primitif ini. Dalam hubungan dengan para pengendali fisik mereka dapat secara efektif mengendalikan dan mengarahkan energi, bahkan setelah energi itu diubah ke tingkat elektris, yang sering disebut tahap elektronis itu. Tetapi jangkauan aksi mereka sangat terbatas ketika energi yang diorganisir menjadi elektron itu masuk dalam pusaran sistem-sistem atom. Pada waktu materialisasi tersebut, energi-energi ini tertangkap dalam genggaman penuh dari daya tarik gravitasi linier.
42:4.4 (473.2)Gravitasi beraksi secara positif pada jalur-jalur daya dan saluran-saluran energi para pusat daya dan pengendali fisik, tetapi makhluk-makhluk ini hanya memiliki hubungan negatif terhadap gravitasi—yaitu penggunaan kemampuan antigravitasi mereka.
42:4.5 (473.3)Di segenap ruang angkasa, suhu dingin dan pengaruh-pengaruh lain bekerja dengan kreatif untuk mengorganisir ultimaton menjadi elektron. Panas adalah ukuran aktivitas elektron, sedangkan dingin hanya menandakan ketidak-adaan panas—istirahat energi relatif—status dari muatan-forsa ruang semesta itu, asalkan tidak ada energi bangkit ataupun materi terorganisir yang hadir dan memberikan tanggapan pada gravitasi.
42:4.6 (473.4)Kehadiran dan aksi gravitasi itulah yang mencegah munculnya suhu nol mutlak teoritis, karena ruang antarbintang tidak memiliki temperatur nol mutlak. Di segenap ruang yang terorganisir ada arus-arus energi, sirkuit-sirkuit daya, dan kegiatan-kegiatan ultimaton yang menanggapi-gravitasi, demikian pula energi-energi elektron yang sedang membentuk. Singkatnya, ruang itu tidak kosong. Bahkan atmosfer Urantia semakin menipis sampai sekitar lima ribu kilometer berkurang sedikit demi sedikit menjadi materi ruang rata-rata dalam alam semesta di bagian ini. Ruang yang paling mendekati kosong yang dikenal di Nebadon masih berisi sekitar seratus ultimaton—setara satu elektron—dalam tiap kubik inci. Kelangkaan materi demikian dianggap praktis sebagai ruang kosong.
42:4.7 (473.5)Temperatur—panas dan dingin—adalah hanya sekunder terhadap gravitasi dalam wilayah evolusi energi dan materi. Ultimaton taat sepenuhnya pada ekstrim-ekstrim temperatur. Temperatur rendah membantu beberapa wujud pembentukan elektron dan perakitan atom, sedangkan suhu tinggi membantu memudahkan semua macam pemecahan atom dan penguraian materi.
42:4.8 (473.6)Jika dikenakan panas dan tekanan pada keadaan internal surya tertentu, semua materi kecuali ikatan materi yang paling primitif bisa terpecah. Dengan demikian panas umumnya dapat mengalahkan stabilitas gravitasi. Namun tidak ada panas atau tekanan matahari yang diketahui dapat mengubah ultimaton kembali menjadi energi puissant.
42:4.9 (473.7)Matahari-matahari yang menyala itu dapat mengubah materi menjadi berbagai bentuk energi, namun dunia-dunia gelap dan seluruh ruang angkasa bagian luar dapat memperlambat kegiatan elektron dan ultimaton sampai pada titik mengubah energi-energi ini menjadi materi alam. Ikatan elektron tertentu yang bersifat dekat, demikian pula banyak ikatan dasar materi inti atom, adalah dibentuk dalam suhu-suhu amat rendah di ruang angkasa terbuka, belakangan ditambah oleh ikatan dengan tambahan-tambahan lebih besar dari energi yang sedang menjadi materi.
42:4.10 (473.8)Dalam seluruh metamofosis energi dan materi yang tanpa akhir ini, kita harus memperhitungkan pengaruh tekanan gravitasi dan perilaku antigravitasi dari energi-energi ultimatonik di bawah kondisi-kondisi tertentu temperatur, kecepatan, dan perputaran. Temperatur, arus-arus energi, jarak, dan kehadiran para organisator forsa hidup dan direktur daya juga punya andil pada semua fenomena transmutasi energi dan materi.
42:4.11 (474.1)Peningkatan massa dalam materi itu sama dengan peningkatan energi dibagi oleh kuadrat kecepatan cahaya. Dalam suatu pengertian dinamis, karya yang dapat dikerjakan materi yang melambat itu sama dengan energi yang dikeluarkan untuk membawa semua bagian-bagiannya dari Firdaus, dikurangi hambatan yang diatasi forsa itu dalam perjalanan, dan daya tarik yang dilakukan oleh bagian-bagian materi itu satu sama lain.
42:4.12 (474.2)Keberadaan bentuk-bentuk materi pra-elektron itu ditunjukkan oleh dua bobot atom timah. Timah pada formasi aslinya berbobot sedikit lebih besar dibandingkan yang dihasilkan melalui peluruhan Uranium dengan cara emanasi Radium; dan perbedaan dalam bobot atom ini merupakan susut energi sebenarnya dalam pemecahan atom.
42:4.13 (474.3)Integritas relatif materi itu dijamin oleh fakta bahwa energi dapat diserap atau dilepas hanya dalam jumlah-jumlah pasti yang para ilmuwan Urantia telah menyebutnya kuanta. Ketentuan bijaksana dalam wilayah materi ini berguna untuk mempertahankan alam-alam semesta agar tetap dapat berjalan dengan baik.
42:4.14 (474.4)Kuantitas energi yang diambil masuk atau diberikan keluar ketika posisi elektron atau yang lain bergeser adalah selalu suatu “kuantum” atau kelipatannya, tetapi perilaku bergetar atau bergelombang unit-unit energi demikian itu sepenuhnya ditentukan oleh dimensi-dimensi dari struktur material yang bersangkutan. Riak-riak energi mirip-gelombang demikian adalah 860 kali diameter ultimaton, elektron, atom, atau unit lain yang berperilaku demikian. Kebingungan tanpa akhir yang menyertai observasi tentang mekanika kuantum gelombang itu diakibatkan oleh superimposisi (penumpukan) gelombang-gelombang energi: Dua puncak gelombang dapat bergabung untuk membuat puncak yang dua kali lebih tinggi, sedangkan puncak dan lembah gelombang bisa bergabung, dengan demikian saling menghilangkan.
5. Manifestasi Energi-Gelombang
42:5.1 (474.5)Dalam alam semesta super Orvonton ada seratus oktaf energi gelombang. Dari seratus kelompok manifestasi energi ini, enam puluh empatnya adalah sepenuhnya atau sebagian dikenali di Urantia. Sinar matahari membentuk empat oktaf dalam skala alam semesta super, sinar tampak mencakup satu oktaf, nomor empat puluh enam dalam seri ini. Kelompok ultraungu adalah berikutnya, sedangkan sepuluh oktaf di atasnya adalah sinar-sinar X, diikuti oleh sinar gamma radium. Tiga puluh dua oktaf di atas sinar tampak dari matahari itu adalah sinar-sinar energi angkasa luar yang sering bercampur dengan partikel-partikel materi kecil berenergi tinggi yang terkait dengan sinar-sinar itu. Berikut ke arah bawah dari sinar tampak adalah sinar-sinar inframerah, dan tiga puluh oktaf di bawahnya adalah kelompok transmisi radio.
42:5.2 (474.6)Manifestasi-manifestasi energi mirip-gelombang—dari sudut pandang pencerahan keilmuan Urantia abad kedua puluh—bisa diklasifikasikan menjadi sepuluh kelompok berikut ini:
42:5.3 (474.7)1. Sinar infraultimatonis—perputaran-perputaran perbatasan ultimaton sewaktu mulai mengambil bentuk jelas. Inilah tahap pertama energi bangkit yang di dalamnya fenomena mirip-gelombang itu dapat dideteksi dan diukur.
42:5.4 (474.8)2. Sinar ultimatonis. Perakitan energi menjadi bola-bola amat kecil ultimaton itu menyebabkan getaran-getaran dalam kandungan ruang yang dapat diamati dan diukur. Dan lama sebelum para fisikawan bisa menemukan ultimaton, mereka pasti akan mendeteksi fenomena sinar-sinar ini yang menghujani Urantia. Sinar-sinar pendek dan kuat ini merupakan kegiatan awal dari ultimaton selagi mereka melambat sampai titik dimana mereka menuju ke arah pengorganisasian materi menjadi elektron. Sewaktu ultimaton-ultimaton mengumpul menjadi elektron-elektron, kondensasi terjadi dengan akibatnya penyimpanan energi.
42:5.5 (475.1)3. Sinar angkasa pendek. Ini adalah yang paling pendek dari semua getaran elektron murni dan merupakan tahap pra-atom dari wujud materi ini. Sinar-sinar ini memerlukan temperatur yang luar biasa tinggi atau rendah untuk menghasilkannya. Ada dua jenis sinar-sinar angkasa ini: satu yang menyertai kelahiran atom dan yang lain menunjukkan kehancuran atom. Mereka memancar dalam jumlah terbanyak dari bidang paling rapat alam semesta super, Bima Sakti, yang juga adalah bidang paling rapat dari alam-alam semesta bagian luar.
42:5.6 (475.2)4. Tahap elektronis. Tingkat energi ini adalah dasar dari semua materialisasi dalam tujuh alam semesta super. Ketika elektron melintas dari tingkat energi putaran orbit yang lebih tinggi ke yang lebih rendah, kuanta selalu dilepaskan. Pergeseran orbit elektron mengakibatkan penolakan atau penyerapan partikel-partikel energi-cahaya yang sangat jelas dan seragam yang dapat diukur, sedangkan elektron individual selalu melepaskan satu partikel energi-cahaya jika terkena tumbukan. Manifestasi-manifestasi energi mirip gelombang juga menyertai perbuatan-perbuatan dari benda-benda positif dan anggota-anggota lain dari tahap elektronis itu.
42:5.7 (475.3)5. Sinar gamma—pancaran-pancaran yang mencirikan peruraian spontan materi atomis. Ilustrasi paling baik dari bentuk aktivitas elektronis ini adalah fenomena yang berhubungan dengan peluruhan radium.
42:5.8 (475.4)6. Kelompok sinar X. Tahap berikut dalam pelambatan elektron menghasilkan berbagai bentuk sinar-X surya bersama dengan sinar-sinar-X yang dihasilkan secara buatan. Muatan elektronis menciptakan suatu medan listrik; gerakan membangkitkan suatu arus listrik; arus menghasilkan suatu medan magnet. Kalau suatu elektron tiba-tiba dihentikan, kekacauan elektromagnetis yang diakibatkannya menghasilkan sinar X; sinar X itulah gangguan itu. Sinar-sinar X matahari itu sama persis dengan yang secara mekanis dibuat untuk menyelidiki bagian dalam tubuh manusia kecuali bahwa yang dari matahari itu sedikit lebih panjang.
42:5.9 (475.5)7. Sinar ultraviolet atau sinar-sinar kimiawi matahari dan macam-macam produksi mekanis.
42:5.10 (475.6)8. Cahaya putih—seluruh cahaya tampak dari matahari-matahari.
42:5.11 (475.7)9. Sinar inframerah—melambatnya kegiatan elektron yang makin dekat tahap panas yang cukup sehingga dapat diperhatikan.
42:5.12 (475.8)10. Gelombang Hertzian—energi-energi tertentu yang dimanfaatkan di Urantia untuk siaran.
42:5.13 (475.9)Dari kesepuluh fase kegiatan energi mirip-gelombang ini, mata manusia dapat bereaksi hanya pada satu oktaf, cahaya penuh dari sinar matahari biasa.
42:5.14 (475.10)Apa yang disebut eter itu hanyalah suatu nama kolektif untuk menyebut sekelompok kegiatan-kegiatan forsa dan energi yang terjadi dalam ruang. Ultimaton, elektron, dan kumpulan massa energi yang lain adalah partikel-partikel materi yang seragam, dan perjalanan mereka melalui ruang angkasa benar-benar berlangsung dalam garis-garis lurus. Cahaya dan semua bentuk manifestasi energi yang dapat dikenal lainnya terdiri dari suatu rangkaian partikel-partikel energi tertentu yang bergerak dalam garis-garis lurus kecuali diubah oleh gravitasi dan kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi lainnya. Bahwa arak-arakan perjalanan partikel-partikel energi ini kelihatan sebagai fenomena gelombang ketika dikenakan pengamatan tertentu itu adalah disebabkan oleh hambatan dari selimut forsa yang rata di seluruh ruang, eter hipotetis itu, dan oleh tegangan intergravitasi dari kumpulan-kumpulan materi yang terkait. Jarak antara interval-partikel materi, bersama dengan kecepatan awal dari sinar energi itu, membentuk penampakan bergelombang dari banyak wujud materi-energi itu.
42:5.15 (476.1)Eksitasi terhadap konten isi ruang itu menghasilkan suatu reaksi mirip gelombang terhadap lintasan partikel materi yang bergerak cepat, seperti halnya lintasan sebuah kapal melalui air menciptakan gelombang-gelombang dari berbagai amplitudo dan interval.
42:5.16 (476.2)Perilaku forsa-primordial memang membangkitkan fenomena yang dalam banyak hal dapat disamakan dengan eter yang kamu dalilkan itu. Ruang angkasa itu tidak kosong; dunia-dunia di seluruh ruang angkasa berpusar dan terjun melalui suatu samudra luas energi-forsa yang terhampar; demikian pula kandungan ruang suatu atom itu tidak kosong. Meskipun demikian tidak ada eter, dan tidak adanya eter hipotetis ini sendiri memungkinkan planet dihuni untuk tidak terjatuh masuk ke dalam matahari dan elektron yang berkeliling itu menghindari jatuh ke dalam inti atom.
6. Ultimaton, Elektron, dan Atom
42:6.1 (476.3)Meskipun muatan ruang dari forsa semesta itu adalah homogen dan rata, namun pengorganisasian energi yang dikembangkan menjadi materi memerlukan konsentrasi energi menjadi massa-massa diskrit dengan dimensi-dimensi yang jelas dan bobot tertentu—reaksi gravitasi yang tepat.
42:6.2 (476.4)Gravitasi lokal atau linier menjadi sepenuhnya beroperasi dengan munculnya organisasi atom materi. Materi pra-atom menjadi sedikit tanggap gravitasi jika diaktivasikan oleh sinar-X dan energi-energi serupa lainnya, tetapi tidak bisa diukur adanya tarikan gravitasi-linier yang berlaku pada partikel-partikel energi-elektron yang bebas, tak tergabung, dan tak bermuatan, atau pada ultimaton-ultimaton yang bebas tak tergabung.
42:6.3 (476.5)Ultimaton-ultimaton berfungsi melalui daya tarik timbal balik, hanya tanggap pada tarikan sirkuler gravitasi-Firdaus. Tanpa tanggapan gravitasi linier itu mereka dengan demikian tertahan dalam pergeseran ruang semesta. Ultimaton mampu mempercepat kecepatan perputaran sampai pada titik perilaku antigravitasi parsial, tetapi mereka, terlepas dari organisator forsa atau direktur daya, tidak dapat mencapai kecepatan lolos kritis deindividualisasi, kembali ke tahap energi-puissant. Di alam, ultimaton lolos dari status keberadaan fisik hanya ketika ikut serta dalam kehancuran penghabisan matahari yang padam mendingin dan mati.
42:6.4 (476.6)Ultimaton, yang belum dikenal di Urantia, melambat melalui banyak fase kegiatan fisik sebelum mereka mencapai persyaratan energi-perputaran untuk pengorganisasian elektron. Ultimaton memiliki tiga variasi gerak: saling tolak dengan forsa kosmis, perputaran individual yang berpotensi antigravitasi, dan posisi intraelektron dari seratus ultimaton yang saling terkait satu sama lain itu.
42:6.5 (476.7)Gaya tarik bersama memegang seratus ultimaton dalam susunan elektron; dan tidak pernah ada lebih atau kurang dari seratus ultimaton dalam suatu elektron yang tipikal. Kehilangan satu atau lebih ultimaton menghancurkan identitas khas elektron, menjadikannya salah satu dari sepuluh bentuk elektron yang diubah.
42:6.6 (476.8)Ultimaton tidak menentukan orbit atau berpusar keliling dalam sirkuit di dalam elektron, tetapi mereka menyebar atau bergerombol sesuai dengan kecepatan-kecepatan perputaran aksial (sumbu) mereka, dengan demikian menentukan perbedaan dimensi elektron. Kecepatan perputaran aksial ultimaton yang sama inilah yang juga menentukan reaksi negatif atau positif dari beberapa jenis unit elektronis. Seluruh pemisahan dan pengelompokan materi elektronis, bersama dengan perbedaan elektris dari benda-benda materi-energi yang negatif dan positif, dihasilkan dari berbagai fungsi dari ikatan antar ultimaton komponennya ini.
42:6.7 (477.1)Diameter setiap atom adalah sedikit lebih besar dari 1/100.000.000 inci, sementara sebuah elektron berbobot sedikit lebih berat dari 1/2.000 atom terkecil, hidrogen. Proton positif, ciri khas dari inti atom, walaupun itu mungkin tak lebih besar dari sebuah elektron negatif, berbobot hampir dua ribu kali lebih.
42:6.8 (477.2)Jika massa materi diperbesar sehingga berat satu elektron sama dengan sepersepuluh ons, maka seandainya ukurannya diperbesar secara sebanding, maka volume elektron tersebut akan menjadi sebesar bumi. Jika volume sebuah proton—seribu sembilan ratus kali berat elektron—dibesarkan sampai ukuran ujung peniti, maka, secara perbandingan, ujungnya peniti itu akan mencapai garis tengah sama dengan orbitnya bumi seputar matahari.
7. Materi Atomis
42:7.1 (477.3)Formasi semua materi adalah mengikuti tatanan tata surya. Ada di pusat dari setiap alam semesta energi yang amat kecil itu suatu bagian inti keberadaan material yang relatif stabil, relatif diam. Unit sentral ini diberi kemungkinan manifestasi lipat tiga. Mengelilingi pusat energi ini, secara berlimpah tanpa akhir namun dalam sirkuit-sirkuit yang berfluktuasi, berpusarlah unit-unit energi yang secara samar dapat dibandingkan dengan planet-planet yang mengelilingi matahari dalam suatu kelompok perbintangan seperti sistem tatasuryamu sendiri.
42:7.2 (477.4)Di dalam atom, elektron-elektron berputar di sekitar proton pusat dengan ruangan komparatif yang hampir sama dengan planet-planet saat mereka berputar mengelilingi matahari dalam ruang tatasurya. Ada jarak relatif yang sama, jika dibandingkan dengan ukuran sebenarnya, antara inti atom dan sirkuit elektron bagian paling dalam seperti yang ada antara planet terdalam, Merkurius, dan mataharimu.
42:7.3 (477.5)Perputaran aksial elektron dan kecepatan orbital mereka mengelilingi inti atom keduanya melampaui imajinasi manusia, apalagi kecepatan-kecepatan ultimaton-ultimaton komponennya. Partikel positif Radium melesat ke angkasa pada kecepatan sepuluh ribu mil per detik, sedangkan partikel-partikel negatif mencapai kecepatan mendekati kecepatan cahaya.
42:7.4 (477.6)Alam-alam semesta lokal itu konstruksinya desimal (kelipatan sepuluh). Hanya ada seratus materialisasi energi-ruang atomis yang dapat dibedakan dalam suatu alam semesta yang dua asal; itulah pengorganisasian materi maksimum yang mungkin di Nebadon. Seratus bentuk materi ini terdiri dari seri-seri reguler yang di dalamnya dari satu sampai seratus elektron berputar sekeliling sebuah inti pusat yang relatif padat. Asosiasi berbagai energi yang teratur dan dapat diandalkan inilah yang membentuk materi.
42:7.5 (477.7)Tidak setiap dunia akan memperlihatkan seratus elemen yang dapat dikenal itu di permukaannya, tetapi mereka berada entah di mana, telah ada, atau dalam proses evolusi. Kondisi-kondisi seputar asal usul dan evolusi berikutnya dari sebuah planet menentukan berapa banyak dari seratus jenis atom itu akan dapat diamati. Atom-atom yang lebih berat tidak dijumpai di permukaan banyak dunia. Bahkan di Urantia unsur-unsur lebih berat yang dikenal menunjukkan suatu kecenderungan untuk pecah berkeping-keping, seperti dicontohkan oleh perilaku radium.
42:7.6 (477.8)Stabilitas atom bergantung pada jumlah netron yang secara elektris tak aktif dalam badan inti. Perilaku kimiawi sepenuhnya tergantung pada kegiatan elektron-elektron yang berputar bebas.
42:7.7 (478.1)Di Orvonton, tidak pernah mungkin secara alamiah untuk menggabungkan lebih dari seratus orbit elektron dalam satu sistem atom. Kalau seratus dan satu secara buatan dimasukkan dalam medan orbit, hasilnya selalu hampir seketika pemecahan proton pusat dengan penyebaran liar elektron-elektron dan pembebasan energi-energi yang lain.
42:7.8 (478.2)Meskipun atom-atom bisa mengandung satu sampai seratus orbit elektron, hanya sepuluh elektron terluar dari atom-atom lebih besar yang berputar keliling inti pusat seperti benda-benda yang beda dan terpisah, beredar secara ketat dan rapat berkeliling pada orbit-orbit yang tepat dan jelas. Tiga puluh elektron yang terdekat pusat sulit diamati atau dideteksi sebagai benda-benda terpisah dan terorganisir. Rasio komparatif perilaku elektron yang sama dalam hubungannya dengan kedekatan inti atom ini berlaku dalam semua atom tak peduli jumlah elektron yang dicakup. Lebih dekat inti, makin berkurang individualitas elektron. Perluasan energi mirip gelombang dari sebuah elektron bisa begitu menyebar sehingga menempati seluruh orbit atom yang lebih rendah; hal ini benar khususnya pada elektron-elektron yang terdekat inti atom.
42:7.9 (478.3)Tiga puluh orbit elektron yang paling dalam memiliki individualitas, tetapi sistem-sistem energi mereka cenderung bercampur baur, menjangkau dari elektron ke elektron dan nyaris dari orbit ke orbit. Tiga puluh elektron yang berikutnya membentuk keluarga kedua, atau zona energi kedua, dan individualitasnya makin bertambah, benda-benda materi menerapkan pengendalian yang lebih lengkap terhadap sistem-sistem energi pengiring mereka. Tiga puluh elektron berikutnya, zona energi ketiga, makin lebih terindividualisasi dan beredar dalam orbit-orbit yang lebih jelas dan pasti. Sepuluh elektron terakhir, yang ada hanya dalam sepuluh unsur terberat, adalah lebih bermartabat bebas dan, sebab itu, lebih kurangnya dapat melepaskan diri secara bebas dari kendali inti induk. Dengan variasi minimum suhu dan tekanan, anggota-anggota kelompok elektron keempat yang terluar ini akan lepas dari genggaman inti pusat, seperti dicontohkan oleh kehancuran spontan uranium dan unsur-unsur sejenisnya.
42:7.10 (478.4)Dua puluh tujuh atom yang pertama, yang mengandung dari satu sampai dua puluh tujuh elektron yang mengorbit, lebih mudah dipahami dari pada sisanya. Dari dua puluh delapan ke atas kami menjumpai lebih dan lebih lagi ketakdapat-diperkirakan kehadiran yang diduga adalah Absolut Nirkualifikasi. Namun beberapa ketakdapat-diprediksinya elektron ini disebabkan oleh perbedaan kecepatan-kecepatan perputaran aksial ultimaton dan oleh kecenderungan “menggerombol” ultimaton yang tidak dapat dijelaskan. Pengaruh-pengaruh lain—fisik, listrik, magnet, dan gravitasi—juga beroperasi untuk menghasilkan perilaku berubah-ubah elektron. Atom-atom dengan demikian sama dengan orang-orang dalam hal prediktabilitasnya. Para ahli statistik bisa mengumumkan hukum mengenai sejumlah besar atom ataupun orang, tetapi tidak bisa untuk sebuah atom atau satu pribadi perorangan.
8. Kohesi Atom
42:8.1 (478.5)Meskipun gravitasi adalah salah satu dari beberapa faktor yang memegang bersama sebuah sistem energi atom yang amat kecil itu, ada pula hadir di dalam dan di antara unit-unit fisik dasar ini suatu energi yang kuat dan tak diketahui, rahasia dari susunan dasar dan perilaku pokok mereka, suatu forsa yang menunggu ditemukannya di Urantia. Pengaruh menyeluruh ini meresap di seluruh ruang yang tercakup di dalam organisasi energi yang kecil sekali ini.
42:8.2 (478.6)Ruang antar elektron sebuah atom itu tidak kosong. Di seluruh sebuah atom, ruang antar elektron ini diaktifkan oleh manifestasi mirip gelombang yang disinkronkan sempurna dengan kecepatan elektron dan perputaran ultimaton. Forsa ini tidak hanya sepenuhnya didominasi oleh dalil-dalil gaya tarik positif dan negatif yang kamu ketahui; perilakunya sebab itu kadang-kadang tak dapat diprediksi. Pengaruh yang belum dinamai ini tampaknya adalah reaksi forsa-ruang dari Absolut Nirkualifikasi.
42:8.3 (479.1)Proton-proton yang bermuatan dan netron-netron tak bermuatan dari inti atom dipegang bersama oleh fungsi-fungsi timbal balik dari mesotron, suatu partikel materi 180 kali berat elektron. Tanpa pengaturan ini muatan listrik yang dibawa oleh proton-proton akan menghancurkan inti atom.
42:8.4 (479.2)Sebagaimana atom tersusun, gaya listrik ataupun gravitasi tidak dapat memegang bersama inti atom. Integritas inti itu dipertahankan oleh fungsi pelekat timbal-balik mesotron, yang dapat memegang partikel-partikel bermuatan dan tak bermuatan bersama karena kekuatan massa-forsa yang lebih tinggi dan oleh fungsi selanjutnya yang membuat proton dan netron terus menerus bertukar tempat. Mesotron menyebabkan muatan listrik partikel-partikel inti itu bolak-balik tanpa henti antara proton dan netron. Pada waktu kecil sekali sepersekian dari satu detik, satu partikel inti tertentu menjadi proton bermuatan dan berikutnya menjadi sebuah netron yang tak bermuatan. Dan perselang-selingan status energi ini adalah begitu cepatnya sehingga muatan listrik tidak berkesempatan sama sekali untuk berfungsi sebagai pengaruh pemecah. Maka demikianlah mesotron berfungsi sebagai suatu partikel “pembawa energi” yang berkontribusi sangat besar terhadap stabilitas inti atom.
42:8.5 (479.3)Kehadiran dan fungsi mesotron juga menjelaskan teka-teki atom yang lain. Ketika atom-atom berkelakuan secara radioaktif, mereka memancarkan energi jauh lebih banyak daripada yang diperkirakan. Kelebihan radiasi ini diperoleh dari pemecahan mesotron ”pembawa energi,” yang sejak itu menjadi semata-mata hanya elektron. Disintegrasi mesotron itu juga disertai oleh emisi partikel-partikel kecil tak bermuatan tertentu.
42:8.6 (479.4)Mesotron menjelaskan beberapa sifat kohesif inti atom, tetapi mesotron tak bertanggung jawab untuk kohesi proton dengan proton atau juga adhesi netron dengan netron. Kekuatan integritas kohesif atom yang paradoksal dan kuat itu adalah suatu bentuk energi yang sampai saat ini belum ditemukan di Urantia.
42:8.7 (479.5)Mesotron-mesotron ini dijumpai secara berlimpah dalam sinar-sinar angkasa yang tanpa henti-hentinya menabrak planetmu.
9. Filsafat Alami
42:9.1 (479.6)Bukan hanya agama saja yang dogmatis; filsafat mengenai alam sama juga cenderung mendogmatisir. Ketika seorang guru agama yang ternama menyimpulkan bahwa nomor tujuh adalah mendasar di alam karena ada tujuh lubang di kepala manusia, seandainya dia tahu tentang ilmu kimia, dia mungkin telah menganjurkan kepercayaan demikian dengan didasarkan pada suatu fenomena sebenarnya di dunia fisik. Dalam semua alam-alam semesta fisik ruang dan waktu, meskipun ada manifestasi universal dari susunan energi yang desimal, ada tanda pengingat yang senantiasa hadir tentang realitas organisasi elektron pramateri lipat tujuh itu.
42:9.2 (479.7)Nomor tujuh itu dasar untuk alam semesta sentral dan sistem spiritual tentang transmisi melekat dari karakter; tetapi nomor sepuluh, sistem desimal, adalah melekat dalam energi, materi, dan ciptaan material. Akan tetapi alam atom memang menunjukkan karakterisasi periodik tertentu yang terjadi berulang dalam kelompok-kelompok tujuh—suatu tanda pengenal dari lahir yang dibawa alam material ini yang menandakan tentang asal-usul spiritualnya yang jauh.
42:9.3 (480.1)Persistensi susunan dasar kreatif yang lipat tujuh itu ditunjukkan dalam bidang kimia sebagai pengulangan sifat-sifat fisika dan kimia yang serupa dalam selang-selang terpisah tujuh kalau unsur-unsur dasar itu disusun menurut urutan bobot atom mereka. Jika unsur-unsur kimia Urantia dirangkai seperti demikian dalam satu baris, suatu kualitas atau sifat tertentu cenderung berulang dengan kelipatan tujuh. Perubahan periodik setiap tujuh ini terjadi berulang secara makin berkurang dan dengan variasi-variasi di seluruh tabel unsur kimia, paling menyolok dapat diamati dalam kelompok-kelompok atom permulaan atau yang lebih ringan. Dimulai dari salah satu unsur yang manapun, setelah mencatat salah satu sifat, sifat tersebut akan berubah untuk enam unsur berturut-turut, tetapi pada waktu mencapai yang kedelapan, sifat itu cenderung muncul kembali, yaitu, unsur aktif kedelapan secara kimiawi mirip dengan yang pertama, yang kesembilan dengan yang kedua, dan seterusnya. Kenyataan demikian dalam alam fisik tak salah lagi menunjuk pada susunan lipat tujuh energi leluhurnya dan menandakan adanya realitas fundamental tentang keragaman lipat tujuh untuk ciptaan-ciptaan ruang dan waktu. Manusia juga perlu mencatat bahwa ada tujuh warna dalam spektrum alami.
42:9.4 (480.2)Namun tidak semua anggapan tentang filsafat alam itu absah; karena misalnya, eter hipotetis itu, yang merupakan suatu upaya cerdik manusia untuk menyatukan ketidak-tahuannya tentang fenomena ruang. Filsafat alam semesta tidak dapat didasarkan pada pengamatan-pengamatan dari yang disebut ilmu pengetahuan itu. Jika suatu perubahan wujud tidak dapat dilihat, seorang ilmuwan akan cenderung menolak kemungkinan berkembangnya seekor kupu-kupu keluar dari seekor ulat.
42:9.5 (480.3)Stabilitas fisik yang berhubungan dengan elastisitas biologis itu hadir di alam hanya karena hikmat yang nyaris tanpa batas yang dimiliki oleh para Arsitek Master penciptaan. Tak mungkin lebih rendah dari hikmat transendental yang dapat merancang unit-unit materi yang pada waktu bersamaan demikian stabil dan demikian fleksibel secara efisien.
10. Sistem-sistem Energi Nonspiritual Semesta
(Sistem-sistem Batin Material)
42:10.1 (480.4)Perjalanan tanpa akhir realitas kosmis relatif dari kemutlakan monota Firdaus menuju kemutlakan potensi ruang, adalah pertanda mengenai evolusi-evolusi hubungan tertentu dalam realitas-realitas bukan spiritual dari Sumber dan Pusat Pertama—realitas-realitas tertentu yang tersembunyi dalam potensi ruang, diungkapkan dalam monota, dan untuk sementara disingkapkan pada level-level kosmis di antaranya. Siklus energi yang kekal ini, karena disirkuitkan dalam Bapa segala alam semesta, adalah mutlak, dan karena mutlak, tak dapat diperluas baik fakta ataupun nilainya, meskipun demikian Bapa Perdana itu sekarangpun—seperti biasa—menyadari sendiri tentang arena ruang-waktu yang terus makin meluas, dan tentang makna-makna yang melampaui-ruang-waktu, suatu arena berubahnya hubungan-hubungan yang di dalamnya materi-energi itu makin ditundukkan pada pengendalian dari roh hidup dan ilahi melalui perjuangan pengalaman batin yang hidup dan pribadi.
42:10.2 (480.5)Energi-energi nonspiritual semesta itu terhubung ulang dalam sistem-sistem hidup dari batin-batin non-Pencipta pada berbagai tingkatan, beberapa di antaranya bisa digambarkan sebagai berikut:
42:10.3 (480.6)1. Batin roh-praajudan. Level batin ini tidak mengalami pengalaman dan di dunia-dunia yang dihuni dikelola oleh para Pengendali Fisik Master. Batin ini adalah batin mekanis, intelek tak dapat diajari dari bentuk-bentuk paling primitif kehidupan material, tetapi batin yang tak dapat diajari itu berfungsi pada banyak tingkatan selain kehidupan planet yang primitif.
42:10.4 (481.1)2. Batin roh-ajudan. Inilah pelayanan sesosok Roh Ibu alam semesta yang berfungsi melalui tujuh roh-batin ajudannya pada level batin material yang dapat diajari (nonmekanis). Pada level ini, batin material mengalami pengalaman: sebagai intelek submanusia (hewan) dalam lima ajudan yang pertama; sebagai intelek manusia (moral) dalam tujuh ajudan; sebagai intelek supramanusia (makhluk tengah) dalam dua ajudan yang terakhir.
42:10.5 (481.2)3. Batin morontia yang berevolusi—meluasnya kesadaran pribadi-pribadi yang berevolusi dalam karier-karier menaik alam semesta lokal. Ini adalah anugerah dari Roh Ibu alam semesta dalam hubungan kerjasama dengan Putra Pencipta. Tingkatan batin ini mengandung arti pengorganisasian jenis wahana kehidupan morontia, suatu sintesis dari yang material dan yang spiritual yang dihasilkan oleh para Supervisor Daya Morontia suatu alam semesta lokal. Batin morontia berfungsi secara berbeda-beda dalam menanggapi 570 tingkatan kehidupan morontia, memperlihatkan meningkatnya kapasitas asosiatif dengan batin kosmis pada tingkat-tingkat pencapaian yang lebih tinggi. Ini adalah arah evolusioner manusia fana, namun batin suatu golongan yang bukan-morontia itu juga dikaruniakan oleh sesosok Putra Alam Semesta dan Roh Alam Semesta atas anak-anak bukan-morontia ciptaan-ciptaan lokal.
42:10.6 (481.3)Batin kosmis. Ini adalah batin ruang dan waktu yang dibeda-bedakan lipat tujuh, satu fase dikelola oleh satu dari Tujuh Roh Master untuk setiap tujuh alam semesta super. Batin kosmis itu meliputi semua level batin-terbatas dan berkoordinasi secara pengalaman dengan level-level ketuhanan-evolusioner Batin Mahatinggi dan secara transendental berhubungan dengan level-level eksistensial batin absolut—yaitu sirkuit-sirkuit langsung dari Pelaku Bersama.
42:10.7 (481.4)Di Firdaus, batin itu absolut; di Havona, absonit; di Orvonton, terbatas. Batin selalu berarti kegiatan-kehadiran pelayanan hidup ditambah berbagai sistem energi, dan hal ini benar untuk semua level dan semua jenis batin. Tetapi di luar batin kosmis makin sulit untuk menggambarkan hubungan-hubungan batin dengan energi nonspiritual. Batin Havona itu subabsolut tetapi superevolusioner; karena eksistensial-eksperiensial, maka batin Havona itu lebih dekat absonit daripada semua konsep lain yang diwahyukan padamu. Batin Firdaus itu melampaui pengertian manusia; batin Firdaus itu eksistensial (tetap ada), nonspasial (tidak terikat ruang), dan nontemporal (tidak terikat waktu). Namun demikian, semua level batin ini dinaungi oleh kehadiran semesta Pelaku Bersama—oleh genggaman gravitasi-batin dari Tuhannya batin di Firdaus.
11. Mekanisme Alam Semesta
42:11.1 (481.5)Dalam evaluasi dan pengenalan batin perlu diingat bahwa alam semesta itu tidak mekanis ataupun magis; alam semesta itu adalah suatu ciptaan batin dan suatu mekanisme hukum. Meskipun dalam aplikasi praktisnya hukum-hukum alam beroperasi dalam apa yang tampak sebagai alam rangkap dua, yang fisik dan yang spiritual, dalam kenyataannya keduanya adalah satu. Sumber dan Pusat Pertama adalah penyebab utama untuk semua materialisasi dan pada saat bersamaan Bapa yang pertama dan terakhir untuk semua roh. Bapa Firdaus muncul secara pribadi dalam alam-alam semesta di luar Havona hanya sebagai energi murni dan roh-murni—sebagai para Pelaras Pikiran dan pecahan-pecahan serupa lainnya.
42:11.2 (481.6)Mekanisme-mekanisme tidak secara mutlak mendominasi total ciptaan; segenap alam semesta in toto itu direncanakan batin, dibuat batin, dan dikelola batin. Namun mekanisme ilahi untuk segenap alam semesta juga seluruhnya terlalu sempurna untuk diamati oleh metode-metode ilmiah dari batin manusia yang terbatas, walaupun hanya jejak dominasi dari batin tanpa batas. Karena batin yang mencipta, mengendalikan, dan menyokong ini bukanlah batin material ataupun batin ciptaan; batin itu adalah batin-roh yang berfungsi pada dan dari tingkat-tingkat realitas ilahi pencipta
42:11.3 (482.1)Kemampuan untuk mengamati dan menemukan batin dalam mekanisme alam semesta itu bergantung sepenuhnya pada kemampuan, lingkup, dan kapasitas dari batin yang menyelidiki yang melakukan pengamatan tersebut. Batin-batin ruang-waktu, yang diorganisir dari energi-energi ruang dan waktu, adalah tunduk pada mekanisme-mekanisme ruang dan waktu.
42:11.4 (482.2)Gerak dan gravitasi alam semesta adalah sisi-sisi kembar dari mekanisme ruang-waktu yang bukan-pribadi di segenap alam-alam semesta. Tingkat-tingkat tanggapan gravitasi untuk roh, batin, dan materi itu cukup independen terhadap waktu, namun hanya tingkat-tingkat realitas roh sesungguhnya yang independen terhadap ruang (nonspasial). Tingkatan-tingkatan batin alam semesta yang lebih tinggi—tingkat-tingkat batin roh—bisa juga menjadi nonspasial, tetapi tingkat-tingkat batin material, seperti batin manusia, adalah responsif pada interaksi-interaksi dari gravitasi alam semesta, kehilangan tanggapan ini hanya sebanding dengan penyamaan diri dengan (identifikasi) roh. Tingkat-tingkat realitas-roh itu dikenali oleh konten roh mereka, dan spiritualitas dalam ruang dan waktu itu diukur secara berbanding terbalik terhadap respons gravitasi-linier.
42:11.5 (482.3)Respons gravitasi-linier adalah suatu ukuran kuantitatif untuk energi bukan-roh. Semua massa—energi yang diorganisir—adalah tunduk pada genggaman ini kecuali ketika gerak dan batin beraksi terhadapnya. Gravitasi linier adalah kekuatan kohesif rentang-pendek makrokosmos yang agak mirip seperti kekuatan-kekuatan kohesi antar-atom itu adalah kekuatan-kekuatan rentang-pendek mikrokosmos. Energi fisik yang dimaterialisir, yang diorganisir sebagai yang disebut materi, tidak dapat melintasi ruang tanpa mempengaruhi respons gravitasi-linier. Meskipun respons gravitasi demikian berbanding langsung dengan massa, respon itu diubah sedemikian rupa oleh ruang di antaranya sehingga hasil akhirnya adalah secara umumnya kira-kira dinyatakan sebagai berbanding terbalik dengan kuadrat jarak. Ruang pada akhirnya akan mengalahkan gravitasi linier karena kehadiran di dalamnya pengaruh-pengaruh antigravitasi dari banyak kekuatan-kekuatan supermaterial yang bekerja untuk menetralisir aksi gravitasi dan semua respons ke situ.
42:11.6 (482.4)Mekanisme-mekanisme kosmis yang amat rumit dan tampaknya sangat otomatis itu selalu cenderung menyembunyikan kehadiran batin yang menyebabkan atau mencipta yang mendiaminya, terhadap setiap dan semua kecerdasan yang sangat jauh di bawah tingkatan dari sifat dan kapasitas dari mekanisme alam semesta itu sendiri. Oleh sebab itu tak terhindarkan bahwa mekanisme-mekanisme alam semesta yang lebih tinggi tentulah kelihatan sebagai tanpa batin bagi golongan-golongan makhluk yang lebih rendah. Satu-satunya perkecualian yang mungkin bagi kesimpulan demikian itu adalah implikasi adanya batin dalam fenomena menakjubkan tentang suatu alam semesta yang tampaknya memelihara-diri-sendiri—tetapi hal itu adalah perkara filsafat ketimbang hal pengalaman nyata.
42:11.7 (482.5)Karena batin itu mengkoordinasikan alam semesta, maka ketidak-berubahan mekanisme itu tidak ada. Fenomena evolusi progresif yang berkaitan dengan pemeliharaan-diri-sendiri kosmis itu semesta. Kapasitas evolusionernya alam semesta itu tak dapat dihabiskan dalam ketanpa-batasan spontanitas. Kemajuan ke arah kesatuan yang harmonis, suatu sintesis pengalaman yang berkembang yang ditumpangkan ke atas suatu kompleksitas hubungan-hubungan yang makin rumit, dapat dilaksanakan hanya oleh suatu batin yang mempunyai tujuan dan dominan.
42:11.8 (482.6)Makin tinggi batin alam semesta terkait dengan setiap fenomena alam semesta, makin sulit bagi jenis-jenis batin yang lebih rendah untuk menemukannya. Dan karena batin dari mekanisme alam semesta itu adalah batin-roh kreatif (bahkan juga adanya batin Yang Tanpa Batas), maka batin itu tidak pernah dapat ditemukan atau diamati oleh batin-batin pikiran lebih rendah di alam semesta, apalagi oleh batin yang terendah dari semuanya, yaitu manusia. Batin binatang yang berevolusi, meskipun secara alamiah mencari-Tuhan, namun hanya dan dari dirinya sendiri tidaklah secara bawaan mengenal-Tuhan.
12. Pola dan Bentuk—Dominasi Batin
42:12.1 (483.1)Evolusi mekanisme-mekanisme itu mengandung arti dan menandakan kehadiran dan dominasi terselubung dari batin kreatif. Kemampuan dari intelek manusia fana untuk memahami, merancang, dan menciptakan mekanisme-mekanisme yang otomatis itu menunjukkan ciri-ciri batinnya manusia yang unggul, kreatif, dan mempunyai-maksud, sebagai pengaruh yang dominan pada planet ini. Batin selalu menjangkau ke arah:
42:12.2 (483.2)1. Penciptaan mekanisme-mekanisme material.
42:12.3 (483.3)2. Penemuan misteri-misteri tersembunyi.
42:12.4 (483.4)3. Eksplorasi situasi-situasi yang asing.
42:12.5 (483.5)4. Formulasi sistem-sistem mental.
42:12.6 (483.6)5. Pencapaian tujuan-tujuan hikmat.
42:12.7 (483.7)6. Peraihan tingkat-tingkat roh.
42:12.8 (483.8)7. Pencapaian takdir-takdir ilahi—mahatinggi, mahaakhir, dan absolut.
42:12.9 (483.9)Batin itu selalu kreatif. Kemampuan batin dari seekor binatang, seorang manusia, sosok morontia, penaik roh, atau pencapai finalitas itu adalah selalu kompeten untuk menghasilkan suatu tubuh yang layak dan dapat dipakai untuk identitas makhluk hidup itu. Tetapi fenomena hadirnya suatu kepribadian atau pola dari suatu identitas, yang seperti demikian itu, adalah bukan suatu manifestasi energi, baik itu bersifat fisik, batin, ataupun rohani. Wujud kepribadian adalah aspek pola dari makhluk hidup; hal itu memiliki arti susunan energi-energi dan hal ini, ditambah kehidupan dan gerak, adalah mekanisme untuk keberadaan makhluk.
42:12.10 (483.10)Sosok-sosok roh pun juga punya wujud atau bentuk, dan bentuk-bentuk roh (pola) ini adalah nyata. Bahkan jenis tertinggi kepribadian roh itu punya wujud—kehadiran kepribadian yang dalam setiap pengertian dapat disamakan dengan tubuh-tubuh manusia Urantia. Hampir semua sosok yang dijumpai di tujuh alam semesta super memiliki wujud. Namun ada beberapa perkecualian terhadap aturan umum ini: Pelaras Pikiran tampaknya tanpa wujud kecuali setelah melebur dengan jiwa-jiwa rekan manusia mereka yang selamat. Para Utusan Soliter, Roh Terinspirasi Trinitas, Pembantu Pribadi dari Roh Tanpa Batas, Utusan Gravitasi, Perekam Transendental, dan beberapa yang lainnya juga tanpa wujud yang bisa dikenali. Namun mereka ini adalah beberapa perkecualian khas; mayoritas terbesar mempunyai wujud-wujud kepribadian yang sejati, bentuk-bentuk yang khas secara individu, dan yang dapat dikenali dan dibedakan secara pribadi.
42:12.11 (483.11)Hubungan kerjasama dari batin kosmis dan pelayanan dari roh-roh-batin ajudan mengembangkan suatu badan fisik yang sesuai untuk manusia yang berevolusi itu. Demikian pula batin morontia mengindividualisir wujud morontia untuk semua manusia yang selamat. Seperti halnya tubuh manusia itu berpribadi dan khas untuk setiap sosok manusia, demikian pula wujud morontia akan menjadi sangat individual dan cukup mencirikan batin kreatif yang mendominasinya. Dua wujud morontia tidak lebih serupa daripada dua tubuh manusia. Para Supervisor Daya Morontia mensponsori, dan serafim pendamping menyediakan, bahan baku morontia yang serupa dengan apa kehidupan morontia dapat mulai bekerja. Dan setelah kehidupan morontia, akan dijumpai pula bahwa wujud-wujud roh adalah sama-sama bersifat berbeda, berpribadi, dan khas untuk masing-masing batin-roh yang mendiaminya.
42:12.12 (483.12)Di suatu dunia material kamu berpikir tentang suatu tubuh yang memiliki roh, namun kami menganggap suatu roh yang memiliki tubuh. Mata jasmani sungguh adalah jendela-jendela untuk jiwa yang dilahirkan oleh roh. Roh adalah arsitek, batin adalah pembangun, tubuh adalah bangunan materialnya.
42:12.13 (484.1)Energi-energi fisik, spiritual, dan mental, seperti demikian dan dalam keadaan-keadaan murni mereka, tidak sepenuhnya berinteraksi sebagai aktual-aktual untuk alam semesta yang dapat ditangkap indra. Di Firdaus, ketiga energi itu sederajat, di Havona dikoordinasikan, sedangkan di level-level kegiatan terbatas alam semesta tentulah dijumpai semua cakupan dominasi material, mental, dan spiritual. Dalam situasi-situasi yang bukan-pribadi ruang dan waktu, energi fisik tampaknya lebih pradominan, tetapi juga tampak bahwa makin dekat fungsi batin-roh mendekati keilahian tujuan dan supremasi tindakan, makin dekat fase roh menjadi makin dominan; bahwa pada level ultimat batin-roh itu bisa menjadi benar-benar sepenuhnya dominan. Pada level absolut, roh itu pastilah dominan. Dan dari sana keluarlah melalui seluruh alam ruang dan waktu, di mana saja suatu realitas roh ilahi itu hadir, kapan saja suatu batin-roh nyata sedang berfungsi, selalu di sana cenderung dihasilkan suatu pasangan material atau fisik dari realitas roh itu.
42:12.14 (484.2)Roh adalah realitas kreatif; pasangan fisiknya adalah refleksi ruang-waktu dari realitas roh itu, gema fisik dari aksi kreatif batin-roh.
42:12.15 (484.3)Batin secara semesta mendominasi materi, sama juga batin pada gilirannya tanggap pada penguasaan menyeluruh dari roh. Dan pada manusia fana, hanya batin yang menyerahkan diri secara sukarela pada pimpinan roh itulah yang dapat berharap untuk mempertahankan keberadaan ruang-waktu fana sebagai sesosok anak baka dari dunia roh abadi dari Yang Mahatinggi, Yang Mahaakhir, dan Yang Absolut: Yang Tanpa Batas.
42:12.16 (484.4)[Disampaikan oleh sesosok Utusan Perkasa yang bertugas di Nebadon dan atas permintaan Gabriel].